RAKYATKU.COM, JAKARTA — Kinerja sektor perbankan nasional menunjukkan tren positif sepanjang Agustus 2025. Intermediasi perbankan terus tumbuh stabil dengan profil risiko yang terjaga, mencerminkan daya tahan sistem keuangan di tengah dinamika ekonomi global dan domestik.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, pertumbuhan kredit perbankan mencapai 7,56 persen yoy pada Agustus 2025, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya (Juli 2025: 7,03 persen) dengan total penyaluran kredit mencapai Rp8.075 triliun. Kinerja ini ditopang oleh peran aktif perbankan dalam mendukung pembiayaan investasi dan konsumsi masyarakat.
Kredit Investasi Dorong Pertumbuhan
Baca Juga : Presiden Prabowo Lantik Anggota Dewan Komisioner LPS 2025–2030, Anggito Abimanyu Resmi Jadi Ketua
Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi menjadi motor pertumbuhan dengan peningkatan sebesar 13,86 persen yoy, diikuti kredit konsumsi yang tumbuh 7,89 persen, dan kredit modal kerja yang naik 3,53 persen.
Dari sisi debitur, kredit korporasi tumbuh 10,79 persen, menunjukkan keyakinan pelaku usaha terhadap prospek bisnis ke depan. Sementara itu, kredit UMKM mencatat pertumbuhan 1,35 persen yoy.
Beberapa sektor ekonomi mencatat lonjakan pertumbuhan penyaluran kredit secara tahunan:
Baca Juga : Stabil, Bertumbuh, dan Adaptif: OJK Laporkan Kinerja Perbankan Juli 2025 Tetap Solid
Pertambangan dan penggalian: tumbuh 20,13%
Pengangkutan dan pergudangan: tumbuh 22,53%
Aktivitas jasa lainnya: tumbuh 28,35%
Baca Juga : Transformasi Digital dan Sinergi Jadi Kunci Penguatan BPD 2024–2027
Likuiditas dan Permodalan Tetap Kokoh
Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh solid sebesar 8,51 persen yoy menjadi Rp9.385,8 triliun, terutama ditopang oleh pertumbuhan giro yang mencapai 15,01 persen.
Likuiditas perbankan terjaga dengan rasio AL/NCD sebesar 120,25% dan AL/DPK 27,25%, jauh di atas ambang batas ketentuan. Sementara itu, Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di level 202,62%, menunjukkan daya tahan perbankan terhadap potensi tekanan likuiditas.
Baca Juga : Perbankan Indonesia Tetap Tangguh di Tengah Ketidakpastian Global
Dari sisi risiko, kualitas kredit tetap baik dengan rasio NPL gross di level 2,28% dan NPL net 0,87%. Loan at Risk (LaR) juga stabil di 9,73%, mendekati kondisi pra-pandemi.
“Ketahanan sektor perbankan tetap kuat, tercermin dari rasio permodalan (CAR) yang tinggi di angka 26,03 persen, menjadi bantalan penting menghadapi ketidakpastian global,” kata OJK dalam keterangan resminya.