RAKYATKU.COM, JAKARTA — Kinerja pasar keuangan non-saham Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif sepanjang September 2025. Berdasarkan hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pasar obligasi, derivatif keuangan, dan bursa karbon mencatat peningkatan aktivitas yang signifikan, mencerminkan minat pelaku pasar terhadap instrumen keuangan yang semakin beragam.
“Selain pasar saham, instrumen keuangan lain seperti obligasi, derivatif, dan bursa karbon menunjukkan tren pertumbuhan yang menggembirakan. Ini menandakan kedalaman pasar keuangan Indonesia terus meningkat,” ujar Inarno Djajadi, Anggota Dewan Komisioner/Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK.
Pasar Obligasi Mencatat Penguatan Indeks dan Penurunan Yield
Baca Juga : Jumlah Investor Pasar Modal Tembus 18,66 Juta, Penggalangan Dana Melesat Capai Rp186,52 Triliun
Indeks pasar obligasi ICBI menguat 0,87 persen secara bulanan atau 9,34 persen sejak awal tahun, mencapai level 429,35. Yield Surat Berharga Negara (SBN) rata-rata turun 4,63 bps secara bulanan, atau turun 62,68 bps secara year-to-date (ytd).
Investor nonresiden membukukan net sell sebesar Rp45,76 triliun selama September 2025, namun secara ytd masih tercatat net buy Rp31,45 triliun. Di pasar obligasi korporasi, net sell investor asing tercatat Rp0,06 triliun mtm (ytd: net sell Rp1,21 triliun).
Perkembangan ini mencerminkan pasar obligasi domestik yang tetap stabil, dengan dukungan investor lokal yang semakin kuat.
Baca Juga : IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Likuiditas Pasar Modal Kian Menguat
Aktivitas Derivatif Keuangan Terus Meningkat
Sejak awal tahun hingga 30 September 2025, OJK telah memberikan 115 persetujuan prinsip untuk berbagai pihak di pasar derivatif, termasuk penyelenggara pasar berjangka, pialang, penasihat, hingga lembaga sertifikasi.
Volume transaksi derivatif keuangan dengan underlying efek selama September 2025 mencapai 78.639 lot, dengan total volume transaksi sejak awal tahun mencapai 812.223 lot. Dari sisi frekuensi, tercatat kenaikan 332.806 kali selama September, sehingga total frekuensi ytd mencapai 3.589.171 kali.
Baca Juga : Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga di Tengah Dinamika Global
Pertumbuhan ini menunjukkan semakin berkembangnya pasar derivatif sebagai sarana lindung nilai dan diversifikasi investasi.
Bursa Karbon Semakin Diminati Pelaku Usaha
Pasar bursa karbon juga menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Pada September 2025, terdapat 8 pengguna jasa baru, sehingga total tercatat 132 pengguna. Volume transaksi bertambah 1.234 tCO2e, menjadikan total volume transaksi mencapai 1.606.056 tCO2e dengan nilai akumulasi Rp78,46 miliar.
Baca Juga : World Investor Week 2025: OJK Tegaskan Komitmen Global Ciptakan Pasar Modal Aman dan Inklusif
Peningkatan ini mencerminkan semakin besarnya minat pelaku usaha terhadap perdagangan karbon sebagai bagian dari strategi transisi menuju ekonomi hijau.