RAKYATKU.COM, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan (SJK) tetap solid di tengah dinamika global dan domestik. Hal ini terungkap dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK pada 27 Agustus 2025.
Kepala OJK Mahendra Siregar mengatakan di level global, International Monetary Fund (IMF) merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2025 menjadi 3,0 persen dan 3,1 persen pada 2026, ditopang perbaikan likuiditas serta kebijakan fiskal yang akomodatif. Sejalan dengan itu, World Trade Organization (WTO) memperkirakan perdagangan global 2025 tumbuh 0,9 persen, jauh lebih baik dari perkiraan sebelumnya (-0,2 persen).
Meski tensi perang dagang AS dan BRICS masih terasa, pasar keuangan global mendapat sentimen positif dari ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter di berbagai negara.
Baca Juga : OJK Dorong Inovasi Keuangan Digital, Transaksi Kripto Melejit Capai Rp276 Triliun
Ekonomi Domestik Tetap Solid
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Inarno Djajadi mengungkapkan di dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga dengan intermediasi sektor keuangan yang positif. Hal ini turut menopang kinerja pasar modal dan memperkuat kepercayaan investor global.
Sepanjang Agustus 2025, IHSG menutup perdagangan di level 7.830,49 atau naik 4,63 persen mtd (10,60 persen ytd), bahkan sempat menembus All Time High di level 8.022,76 dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp14.377 triliun.
Baca Juga : OJK Catat Aset Asuransi Rp1.169 Triliun, Dana Pensiun Tembus Rp1.593 Triliun, Transaksi Kripto Melejit
Likuiditas transaksi juga meningkat, dengan rata-rata nilai transaksi harian naik menjadi Rp14,32 triliun. Investor asing kembali mencatatkan net buy Rp10,96 triliun setelah dua bulan sebelumnya mengalami net sell.
Pasar Obligasi dan Investasi Melesat
Indeks pasar obligasi (ICBI) menguat 1,62 persen mtd (8,40 persen ytd), dengan penurunan yield SBN rata-rata hingga 58 bps sepanjang tahun. Investor asing tercatat menambah kepemilikan SBN sebesar Rp77,21 triliun ytd.
Baca Juga : Stabil, Bertumbuh, dan Adaptif: OJK Laporkan Kinerja Perbankan Juli 2025 Tetap Solid
Di industri pengelolaan investasi, Asset Under Management (AUM) mencapai Rp885,95 triliun dengan pertumbuhan 5,80 persen ytd. Reksa Dana juga mencatatkan pertumbuhan signifikan, dengan NAB mencapai Rp550,43 triliun dan net subscription Rp24,54 triliun ytd.
Jumlah investor pasar modal terus bertambah, kini mencapai 18,02 juta, naik 21,18 persen sepanjang 2025.
Sanksi dan Bursa Karbon
Baca Juga : Aset Keuangan Syariah Nasional Tembus Rp2.972 Triliun, Pangsa Pasar Capai 11,47%
Selain penguatan pasar, OJK juga mencatat penegakan aturan yang ketat. Sepanjang 2025, OJK menjatuhkan sanksi administratif berupa denda hingga Rp23,43 miliar kepada 43 pihak serta pencabutan izin terhadap beberapa perusahaan efek.
Sementara itu, Bursa Karbon Indonesia mencatat total volume transaksi sebesar 1,6 juta tCO2e dengan nilai Rp78,38 miliar hingga akhir Agustus 2025.
Prospek Positif
Baca Juga : OJK Dorong Transformasi BPD Jadi Regional Champion, Penopang Ekonomi Daerah dan Nasional
Dengan fundamental ekonomi yang kokoh, stabilitas likuiditas yang terjaga, serta meningkatnya minat investor asing, OJK optimistis sektor jasa keuangan Indonesia akan tetap resilien menghadapi tantangan global.