RAKYATKU.COM, MAKASSAR — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) terus mengintensifkan program literasi dan inklusi keuangan sebagai langkah memperkuat perekonomian daerah, khususnya melalui dukungan bagi UMKM. Upaya tersebut diwujudkan melalui serangkaian kegiatan edukasi, pembentukan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), hingga program pengembangan ekonomi lokal.
Kepala OJK Sulselbar, Moch. Muchlasin, mengungkapkan sepanjang 2024–2025 pihaknya telah melaksanakan 477 kegiatan literasi keuangan di 24 kabupaten/kota, menyasar UMKM serta masyarakat umum. Secara nasional, tercatat ada 1.692 kegiatan edukasi dengan lebih dari 1,64 juta peserta, baik secara tatap muka maupun digital.
“Literasi keuangan bukan hanya soal memahami produk, tetapi bagaimana masyarakat bisa terhindar dari praktik keuangan ilegal dan sekaligus mampu memanfaatkan akses pembiayaan untuk meningkatkan kesejahteraan,” kata Muchlasin.
Baca Juga : Perempuan UMKM Sulsel Jadi Motor Pemanfaatan KUR 2025
Sejumlah inovasi dilakukan OJK, di antaranya Simolek Edutainment, LMSKU, KU-Peduli, Talkshow Radio, hingga Bioskop Keliling yang menjangkau desa-desa. Program tersebut menjadi bagian dari Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLIK) 2021–2025 dengan 10 sasaran prioritas edukasi.
Tidak hanya literasi, OJK Sulselbar juga memperkuat akses keuangan melalui 25 TPAKD (1 provinsi dan 24 kabupaten/kota). Program LAYARku (Literasi dan Inklusi Keuangan ke Daerahku) menjangkau desa/kelurahan, sementara PHINISI (Program Hapus Ikatan Rentenir di Sulsel) telah menyalurkan pembiayaan dengan 97.192 debitur senilai Rp932 miliar.
Selain itu, OJK mendorong Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) berbasis pedesaan, termasuk akses tabungan, kredit, QRIS, dan asuransi. Untuk UMKM, OJK bersama pemda dan perbankan telah membangun 1.217 klaster usaha dengan hampir 18 ribu debitur dan plafon kredit lebih dari Rp610 miliar.
Baca Juga : Milenial Dominasi Pertumbuhan Investor Pasar Modal
Dukungan pengembangan ekonomi daerah juga ditopang lewat Program Ekonomi Daerah (PED), seperti klaster Pisang Cavendish di empat kabupaten dengan total pembiayaan Rp5,64 miliar, serta klaster Kakao yang difokuskan pada peningkatan produktivitas, hilirisasi, dan tata kelola usaha.
“OJK hadir bukan hanya sebagai regulator, tetapi juga fasilitator agar UMKM naik kelas. Sinergi dengan pemda, perbankan, dan masyarakat menjadi kunci membangun kemandirian ekonomi daerah,” ujar Muchlasin.
Dengan strategi literasi dan inklusi yang berkelanjutan, OJK Sulselbar berharap semakin banyak masyarakat, terutama UMKM, yang memperoleh akses pembiayaan, sehingga roda ekonomi daerah terus bergerak dan memberi dampak positif bagi kesejahteraan.