RAKYATKU.COM, MAKASSAR – Menanggapi laporan sejumlah calon jemaah umrah yang mengaku dirugikan oleh salah satu biro perjalanan di Sulawesi Selatan, Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua), Azhar Ghazali, menegaskan pentingnya profesionalisme dan penerapan standar operasional yang ketat dalam penyelenggaraan perjalanan ibadah.
Menurut Azhar, biro perjalanan tidak cukup hanya mengantongi akreditasi dan sertifikasi resmi, melainkan juga harus menunjukkan komitmen pada penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam praktik sehari-hari.
“Setiap perusahaan seharusnya tidak hanya sekadar mengantongi akreditasi dan sertifikasi, tetapi juga benar-benar menerapkan SOP dalam operasional hariannya. Kalau profesional, manajemennya pun pasti tertata,” ujar Azhar di Makassar, Rabu (6/8/2025).
Baca Juga : Amphuri Gelar Pelatihan Tata Kelola Keuangan dan Luncurkan Paket Wisata Halal ke Eropa
Azhar juga mengingatkan bahwa kasus-kasus seperti penahanan paspor atau ketidakjelasan biaya perlu ditelaah secara menyeluruh dengan melibatkan kedua belah pihak.
“Kalau ada pembayaran uang muka, misalnya Rp5 juta dulu lalu sisanya dibayarkan belakangan karena adanya skema pembiayaan, maka hal itu harus dibicarakan dengan jelas sejak awal. Jangan ada kesepakatan yang menggantung,” tambahnya.
Dalam situasi di mana dokumen jemaah tidak lengkap atau persyaratan pembiayaan tidak terpenuhi, penyelenggara wajib memberi penjelasan yang jujur dan terbuka kepada calon jemaah.
Baca Juga : Amphuri Gelar Pelatihan Tata Kelola Keuangan dan Luncurkan Paket Wisata Halal ke Eropa
“Terkait penahanan paspor, kita juga harus lihat kasusnya seperti apa. Harus dikonfirmasi ke pihak travel, apa alasan penahanannya. Jangan sampai terjadi kesepakatan yang tidak dijalankan oleh salah satu pihak,” tegasnya.
Azhar berharap kasus seperti ini tidak terus berulang dan mendorong semua penyelenggara umrah di wilayah Sulampua untuk menjaga integritas, kepercayaan publik, dan kelangsungan industri perjalanan ibadah yang semakin kompetitif.