MAROS – Warga miskin di Kabupaten Maros diklaim berkurang selama 2024. Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) menyebut ada penurunan 0,33 persen.
Fungsional Perencana Ahli Pertama Bappeda Maros, James David Mangawe, mengatakan angka kemiskinan yang tercatat pada 2023 sebesar 9,65 persen, berkurang menjadi 9,32 persen pada 2024.
Ia mengungkapkan penurunan angka kemiskinan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor.
Baca Juga : OJK Bersama Tim Percepatan Akses Keuangan daerah (TPAKD) kabupaten Maros Gelar Rapat Koordinasi Tahun 2025
Salah satu faktor utama adalah sektor pertanian.
“Pada 2023, kemiskinan sempat meningkat karena banyak petani yang gagal panen akibat bencana banjir dan kemarau panjang. Namun, di 2024, kondisi cuaca lebih stabil, sehingga produksi pertanian kembali meningkat,” jelasnya, Kamis (16/1/2025).
Ia menambahkan program sosial dari Kementerian Sosial, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), turut memberikan kontribusi dalam penurunan angka kemiskinan.
Baca Juga : Bupati dan Ketua DPRD Maros Bakal Salat Id di Lapangan Pallantikang
Namun, ia tak menampik keterbatasan dampak dari program-program tersebut.
Menurutnya, meskipun program seperti PKH dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dapat mencegah penurunan kesejahteraan masyarakat, program-program tersebut belum mampu mengangkat masyarakat ke tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
“Program-program tersebut bersifat lebih sebagai stimulan. Mereka hanya menjaga agar masyarakat tidak jatuh ke dalam kemiskinan yang lebih parah. Tetapi untuk mencapai kesejahteraan yang lebih tinggi, dibutuhkan upaya yang lebih luas dan berkelanjutan,” tambahnya.
Baca Juga : Bupati Maros Larang ASN Mudik Lebaran Pakai Randis
Namun, tingkat pengangguran terbuka di Maros meningkat dari 3,64 persen menjadi 4,34 persen.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga sudah di poin 74,05. Jika mengacu standar Badan Pusat Statistik, IPM Kabupaten Maros masuk kategori tinggi (70-80).