RAKYATKU.COM, MANADO - LPG subsidi jenis 3 kg menjadi sulit ditemukan di pasaran menjelang Natal dan tahun baru (Nataru). Ekonom menyebut fenomena ini dipicu panic buying yang sering terjadi setiap tahun menjelang hari besar.
"Daya beli jelang natal dan tahun baru mengalami peningkatan. Sehingga LPG menjadi salah satu kebutuhan pokok yang diburu oleh masyarakat,” ungkap ekonom Sefanya Oratmangun dalam keterangannya, Sabtu (14/12/2024).
"LPG ini bukan barang yang diproduksi di sini (Manado), dari luar. Ada proses distribusi. Karena LPG ini terbatas, begitu stok sudah ada, langsung diserbu warga karena mungkin takut tidak kebagian,” urainya.
Baca Juga : Usulan Pemprov Sulsel Larang Penunggak Pajak Beli BBM Bersubsidi Tuai Kritik
Sefanya menyebut, panic buying bisa saja karena memang kebutuhan atau untuk disimpan (stok). “Ini biasa terjadi, wajar dan dimana-mana biasa terjadi begitu. Ini akan kembali normal beberapa minggu kemudian. Dan salah satu kuncinya juga adalah distribusi harus berjalan lancar,” terangnya.
Hal senada juga disampaikan pengamat ekonomi Sulawesi Utara, Robert Winerungan. Menurutnya, fenomena kelangkaan gas elpiji jelang hari raya bukan hal baru, melainkan hal yang sering terjadi, baik menjelang Natal maupun perayaan besar lainnya.
Winerungan mengungkapkan ada dua kemungkinan penyebab utama kelangkaan ini. "Pertama, terkait distribusi tabung gas ke agen-agen dan pengecer yang mungkin mengalami hambatan," ujarnya.
Baca Juga : Jamin Kuota BBM di Bone Aman, Pj Bupati Bone: Jangan Panic Buying!
Kedua, lanjut dia, adanya perilaku panic buying di kalangan masyarakat, yang biasanya hanya membeli satu tabung, kini mereka membeli dua hingga tiga tabung sekaligus karena takut kehabisan stok.
Selain itu, dia juga mencurigai adanya oknum di tingkat pengecer yang sengaja menyimpan tabung gas lalu menjualnya dengan harga lebih tinggi saat permintaan mengalami peningkatan.
Dia menambahkan bahwa kelangkaan seperti ini dapat diatasi dengan langkah pemerintah, seperti memperketat pengawasan distribusi, memberikan sanksi kepada oknum penimbun, serta menggelar sosialisasi kepada masyarakat agar tidak melakukan pembelian berlebihan serta memperketat pengawasan distribusi, memberikan sanksi kepada oknum penimbun, serta menggelar sosialisasi kepada masyarakat agar tidak melakukan pembelian berlebihan.
Baca Juga : Kenaikan Harga BBM Nonsubsidi, Ekonom Sebut Penyesuaian Pertamina Sudah Tepat
Terkait dugaan penyalahgunaan energi subsidi baik BBM dan LPG, kepolisian telah berkomitmen untuk melakukan penindakan. Hal tersebut disampaikan Kombes Pol Dono Sembodo dari Baintelkam Polri dalam sebuah seminar energi di Universitas Sam Ratulangi belum lama ini.
“Peran Kepolisian dalam mewujudkan swasembada energi yang diharapkan bisa tercapai sehingga tepat sasaran yakni pengamanan infrastruktur energi, pencegahan dan penanganan kejahatan energi, koordinasi dengan instansi lain, penyuluhan dan edukasi serta pemeliharaan ketertiban umum,” jelasnya.
Sementara itu, Sales Area Manager Retail Sulawesi Utara dan Gorontalo, Angga Yudiwinata Putra, menyatakan telah melakukan tambahan stok khusus untuk mengantisipasi Natal dan Tahun Baru yang mana kebutuhan masyarakat meningkat.
Baca Juga : Pemprov Sulsel: Konsumsi BBM Nonsubsidi Tinggi Indikasi Ekonomi Sehat
“Kami melakukan extra dropping kurang lebih sebanyak 66 ribu tabung LPG 3 kg untuk 12 kabupaten dan kota di Sulawesi Utara yang mana ini diperuntukan khususnya untuk antisipasi lonjakan permintaan,” ungkapnya.