Minggu, 21 Juli 2024 18:08

Komunitas Guru Belajar Nusantara Hadirkan Kelas Pendidik Untuk Berbagi Praktik Baik Dalam TPN XI di Sekolah Islam Athirah

Lisa Emilda
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Komunitas Guru Belajar Nusantara
Komunitas Guru Belajar Nusantara

Dengan beragam materi dan pembicara inspiratif, TPN XI di Athirah sukses menjadi ajang berbagi pengetahuan dan pengalaman, memperkuat jejaring antar pendidik, serta mendorong inovasi dalam dunia pendidikan

RAKYATKU.COM, MAKASSAR – Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN) hadirkan kelas pendidik untuk berbagi praktik baik dalam Temu Pendidik Nusantara (TPN) XI yang merupakan kerjasama KGBN Kota Makassar dengan Yayasan Guru Belajar (YGB).

Menampilkan pembicara-pembicara yang telah menyelesaikan misi guru dan misi karir guru di website resmi tpn.gurubelajar.org. Acara ini mengusung berbagai sesi berbagi yang penuh dengan inovasi dan solusi praktis untuk dunia pendidikan yang dilaksanakan di Sekolah Islam Athirah pada 14 Juli 2024.

Kelas Pendidik pertama, dipandu oleh guru Arief Permana, menghadirkan guru Taufiqurrahman dari SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru membawakan judul praktik baik "Penerapan perilaku disiplin positif kepada siswa," yang membahas pentingnya kesepakatan kelas untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman.

Kemudian guru Muhammad Agus, SPd dari SD Negeri Pongtiku 1, dengan judul materi "Dari resah menjadi rindu," mengupas kolaborasi antara guru penjas, bahasa Indonesia, dan seni untuk membangun keakraban siswa.

Ada juga guru Ayu Rezky Pratiwi dari SMPN 8 Makassar yang menjelaskan tentang kesepakatan kelas untuk disiplin positif, yang melibatkan siswa dalam menjaga ketertiban kelas. Lalu guru Ida Wahyuni dari SMPN 1 Makassar dengan judul "Guru heboh: Trik nakal bikin siswa fokus 100%," yang menekankan penggunaan attention getter untuk menciptakan atmosfer kelas yang kondusif. Guru Aan Kurniawan, SPd, MArs dari SMKN 2 Makassar menutup sesi dengan praktik baik berjudul "Mendisiplinkan dengan hati: Pendekatan baru di kelas," yang fokus pada identifikasi penyebab stres dan emosi untuk mendukung pertumbuhan lingkungan belajar.

Kelas Pendidik kedua, dipandu oleh guru Andi Mirnawari, menampilkan guru Indrayani dari Rumah Sekolah Cendekia Gowa dengan praktik baiknya "Perbedaan yang menyatukan," tentang berbagi pengalaman mengajar di kelas khusus. Guru Ika Amelia dari SMPN 17 Makassar membahas ADNK untuk meminimalisir perilaku bullying, dan guru Nurul Hidayah dari Madrasah Ibtidaiyah Abu Hurairah memaparkan praktik baiknya yang berjudul "Dari Jari-Jari Kerang ke Sukses Belajar."

Kelas Pendidik ketiga, dipandu oleh guru Nurul Hikmah, menampilkan guru Reski Indah Sari dari SDN Panaikang 1 Makassar dengan judul praktik baik "Menjadi guru dan penyuluh antikorupsi." Lalu guru Satang, SPd, MHum dari Pesantren IMMIM Putra Makassar, mengajak peserta untuk mempraktikkan "The power of imperfect writing." Sesi ini juga menampilkan guru Anggraeni Latif, SPd dari SD Inpres Hartaco Indah dengan "Pensil harindah"nya, dan guru Rahmawati S, SPd, MPd dari SD Inpres Tello Baru 2 dengan praktik baik berjudul "Keju (kotak kejujuran)."

Kelas Pendidik keempat, dipandu oleh guru Rienda Noor Asysyfa, menampilkan guru Mentari Catur Damayanti dari SD Inpres Tamamaung 4 dengan "Detektif cerdas"nya, dan guru Nasrullah Muh. Nur, SPd, MPd dari SMAN 3 Pangkep dengan judul praktik baik "Estafet game mengatasi kebosanan siswa dalam belajar di kelas." Sesi ini juga menampilkan Inayah Ridhayanti Qarimah, Mahasiswi Pascasarjana Universitas Negeri Makassar, dengan judul materi "E for B! (empathy for bullying)," dan guru Erni Marlina, SPd, MPd dari SMKN 7 Makassar dengan praktik baik konselingnya yang diberi judul "Black Box."

Kelas Pendidik kelima, dipandu oleh guru Dewi Sartika, SPd, MPd, dari SDN Bawakaraeng 3, menghadirkan guru Hasbillah dari SDN 1 Mawas yang berbicara tentang mengembangkan karir guru sebagai narasumber. Guru Asriani Geno dari SDN Sudirman 4 berbagi tentang Pohon literasi bermakna (polibek). Sakina Amaliah Pratiwi, Mahasiswi Pascasarjana Universitas Negeri Makassar, membahas praktik baiknya selama PPL yang berjudul "Impekful (implementasi teknik mindfulness)." Lalu guru Roslina dari SMA Cokroaminoto Tamalanrea mengulas judul "Seledri (selalu refleksi diri)." Dan guru Maemunah dari SMPN 10 Makassar menutup sesi dengan praktik baik berjudul "Membentuk karakter murid melalui penerapan segitiga restitusi."

Zaid Buri Prahastyo, penggerak KGBN Makassar, menyampaikan, "TPN XI adalah wadah yang luar biasa untuk berbagi dan belajar dari praktik baik sesama guru. Ini adalah langkah penting untuk memperkuat komunitas pendidikan kita."

Adelia Octoryta, kurator praktik baik TPN XI, juga memberikan komentarnya, "Kegiatan ini menunjukkan betapa banyaknya inovasi yang dapat dilakukan oleh para pendidik. Berbagi praktik baik ini adalah cara efektif untuk menginspirasi dan meningkatkan kualitas pendidikan."

Para peserta juga mengungkapkan antusiasme mereka. "Saya sangat senang bisa belajar dari rekan-rekan guru yang lain. Setiap materi memberikan wawasan baru yang sangat berguna untuk diterapkan di sekolah saya," ujar salah satu peserta.

Dengan beragam materi dan pembicara inspiratif, TPN XI di Athirah sukses menjadi ajang berbagi pengetahuan dan pengalaman, memperkuat jejaring antar pendidik, serta mendorong inovasi dalam dunia pendidikan.

#Komunitas Guru Belajar Nusantara