RAKYATKU.COM, MAKASSAR-- Kantor Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat menilai stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2024 sebesar 5,05 persen (yoy) dibandingkan pada tahun 2023 yang tumbuh sebesar 5,31 persen (yoy) didukung dengan kinerja sektor jasa keuangan di wilayah Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampua) yang menunjukkan pertumbuhan positif di awal tahun 2024.
Kinerja IJK Wilayah Sulampua
Pada posisi Februari 2024, Kantor OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat mencatat kinerja industri perbankan di wilayah Sulampua yang berhasil tumbuh pada Total Aset, DPK dan Kredit masing-masing sebesar 7,37 persen, 5,20 persen dan 9,81 persen (yoy) dengan tingkat intermediasi loan to deposit ratio (LDR) sebesar 126,65 persen dan non performing loan (NPL) yang terjaga di angka 2,70 persen. Kinerja yang baik ini juga mencerminkan daya tahan industri perbankan yang tetap stabil dalam menghadapi berakhirnya restrukturisasi kredit perbankan sebagai dampak covid-19 pada 31 Maret 2024.
Baca Juga : OJK Sulselbar Tunjukkan Kinerja Positif dan Stabil
Pada sektor pasar modal, terdapat pertumbuhan Single Investor Identification (SID) yang signifikan di wilayah Sulampua pada posisi Februari 2024 yaitu sebesar 40,94 persen (yoy) atau mencapai 799.903 SID. Instrumen investasi masih didominasi oleh Reksadana dengan porsi dan pertumbuhan tertinggi, sementara SBN mengalami pertumbuhan terendah jika dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya.
Perkembangan industri keuangan non-bank (IKNB) di wilayah Sulampua juga turut menunjukkan pertumbuhan pada posisi Januari 2024 (yoy). Hal ini tercermin dari total piutang perusahaan pembiayaan yang tumbuh sebesar 15,36 persen menjadi 40,71 triliun, total pembiayaan modal ventura tumbuh sebesar 10,87 persen menjadi Rp692 miliar, total aset dana pensiun tumbuh 12,74 persen menjadi Rp3,59 triliun serta total outstanding pinjaman yang tumbuh sebesar 33,21 persen menjadi Rp3,16 triliun dengan tingkat wanprestasi yang terjaga yaitu sebesar 1,55 persen.
Sejalan dengan kinerja di wilayah Sulampua, perkembangan sektor jasa keuangan di Sulawesi Selatan juga turut menunjukkan kinerja positif baik di sektor perbankan, pasar modal mapun IKNB.
Baca Juga : Waspada Pinjol di Hari Raya, OJK Ungkap Kerugian Capai Rp139,67 Triliunsejak 2017 sampai 2023
Kinerja Wilayah Sulawesi Selatan
Perkembangan Sektor Perbankan
Total aset perbankan di Sulawesi Selatan posisi Februari 2024 tumbuh 10,00 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp190,95 triliun, terdiri dari aset Bank Umum Rp187,30 triliun dan aset BPR Rp3,65 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 8,42 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp127,19 triliun. Adapun kredit yang disalurkan tumbuh tinggi sebesar 12,34 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp158,08 triliun.
Kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 124,29 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level aman 3,08 persen.
Perbankan Syariah turut menunjukkan pertumbuhan yang positif pada posisi Februari 2024 (yoy). Hal ini tercermin dari aset perbankan syariah yang tumbuh sebesar 13,54 persen yoy menjadi Rp14,20 triliun, dengan penghimpunan DPK yang tumbuh sangat tinggi 19,01 persen menjadi Rp10,25 triliun, dan penyaluran pembiayaan yang juga tumbuh double digit sebesar 14,97 persen yoy menjadi Rp12,14 triliun. Tingkat intermediasi perbankan Syariah juga berada pada level cukup tinggi 118,47 persen dengan tingkat NPF pada level aman 2,55 persen.
Kredit usaha mikro terus tumbuh
Realisasi kredit kepada UMKM di Sulsel tumbuh sebesar 10,10 persen (yoy) menjadi Rp60,42 triliun dengan share sebesar 38,95 persen dari total kredit yang disalurkan Bank Umum di Sulawesi Selatan. Pertumbuhan tertinggi terdapat pada kredit usaha mikro 30,01 persen yoy menjadi Rp33,26 triliun. Secara total, kredit UMKM telah disalurkan kepada 926.391 debitur dengan tingkat NPL terkendali pada level 4,91 persen.
Perkembangan Pasar Modal
Total SID investor Pasar Modal di Sulawesi Selatan pada posisi Februari 2024 mencapai 443.057 SID dengan porsi terbesar pada produk rekening reksadana sebanyak 321.080 SID. Adapun nilai transaksi saham di Sulawesi Selatan sampai dengan Februari 2024 sebesar Rp3,39 triliun.
Perkembangan Sektor IKNB
Perkembangan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) di Sulawesi Selatan posisi Januari 2024 (yoy) juga menunjukkan kinerja positif pada beberapa industri. Kinerja dana pensiun mampu tumbuh positif, tercermin dari total aset yang tumbuh 19,99 persen menjadi Rp1,55 triliun.
Begitu pula dengan piutang yang disalurkan oleh perusahaan pembiayaan yang tumbuh 14,51 persen menjadi Rp17,99 triliun, pembiayaan modal ventura tumbuh 11,01 persen menjadi Rp400 miliar, pinjaman yang disalurkan pergadaian juga tumbuh sebesar 29,08 persen menjadi Rp6,02 triliun. Selain itu fintech peer to peer lending (Fintech P2PL) di Sulawesi Selatan juga mencatatkan kinerja positif yang tercermin dari peningkatan jumlah outstanding pinjaman yang tumbuh sebesar 22,98 persen menjadi Rp1,24 triliun dengan tingkat wanprestasi yang terjaga yaitu sebesar 1,89 persen di tengah penurunan jumlah rekening sebesar -11,89 persen menjadi 349.855 rekening.
Perkembangan Edukasi dan Pelindungan Konsumen
Sejak Januari sampai dengan Maret 2024, Kantor OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat telah melaksanakan 27 kegiatan edukasi kepada masyarakat dengan jumlah peserta mencapai 3.619 orang.
Data layanan konsumen sejak Januari s.d. Maret 2024 terdapat 124 layanan konsumen yang terdiri dari 38 layanan pengaduan, 51 pemberian informasi, dan 35 penerimaan informasi. Dari total layanan konsumen tersebut sebanyak 74 layanan terkait perbankan, 36 layanan terkait perusahaan pembiayaan, 6 layanan terkait non-LJK, 4 layanan terkait asuransi, 3 layanan terkait fintech, dan 1 layanan terkait pasar modal. Sedangkan, untuk SLIK sejak Januari hingga 31 Maret 2024 terdapat 2.041 layanan.(*)