Kamis, 14 Desember 2023 08:15

Pj Gubernur Sulsel Bagikan DIPA dan TKD TA 2024, Alokasi Anggaran Rp54,77 Triliun

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Daftar Alokasi Transfer ke Daerah (TKD) Tahun Anggaran (TA) 2024 kepada para kuasa pengguna anggaran (KPA) satuan kerja kementerian/lembaga organisasi perangkat daerah (OPD) lingkup Sulsel di Ruang Rapat Pimpinan (Rapim) Kantor Gubernur, Rabu (13/12/2023). (Foto: Pemprov Sulsel)
Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Daftar Alokasi Transfer ke Daerah (TKD) Tahun Anggaran (TA) 2024 kepada para kuasa pengguna anggaran (KPA) satuan kerja kementerian/lembaga organisasi perangkat daerah (OPD) lingkup Sulsel di Ruang Rapat Pimpinan (Rapim) Kantor Gubernur, Rabu (13/12/2023). (Foto: Pemprov Sulsel)

Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Bahtiar Baharuddin, menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Daftar Alokasi Transfer Ke Daerah (TKD) Tahun Anggaran (TA) 2024 senilai Rp54,77 triliun kepada para kuasa pengguna anggaran (KPA). Alokasi tersebut mencakup pagu belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah, dengan fokus pada pemanfaatan anggaran sesuai prioritas, pertumbuhan, dan pemerataan di wilayah Sulsel.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Bahtiar Baharuddin, menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Daftar Alokasi Transfer ke Daerah (TKD) Tahun Anggaran (TA) 2024 kepada para kuasa pengguna anggaran (KPA) satuan kerja kementerian/lembaga organisasi perangkat daerah (OPD) lingkup Sulsel di Ruang Rapat Pimpinan (Rapim) Kantor Gubernur, Rabu (13/12/2023).

Dari keseluruhan belanja negara 2024 sebesar Rp3.325,1 triliun, sebesar Rp54,77 triliun dialokasikan Sulsel. Terdiri atas pagu belanja pemerintah pusat Rp22,97 triliun turun 6,01 persen year on year (yoy) dan alokasi transfer ke daerah Rp31,80 triliun naik 6,03 persen (yoy).

Pagu belanja pemerintah pusat untuk Sulsel dialokasikan kepada 44 kementerian/lembaga. Berdasarkan jenis belanja, alokasi belanja tersebut dapat dirinci, yakni belanja pegawai Rp9,29 triliun, belanja barang Rp9,02 triliun, belanja modal Rp4,58 triliun, dan bantuan sosial Rp78,06 miliar.

Baca Juga : Daftar Korban Meninggal Dunia Banjir dan Tanah Longsor di Luwu

Kemudian alokasi transfer ke daerah untuk pemerintah provinsi/kabupaten/kota di Sulsel terdiri atas dana bagi hasil Rp1,01 triliun, dana alokasi umum (DAU) Rp20,1 triliun, dana alokasi khusus (DAK) fisik Rp2,72 triliun, DAK nonfisik Rp5,80 triliun, insentif fiskal Rp145,15 miliar, hibah ke daerah Rp18,58 miliar, dan dana desa Rp2,02 triliun.

Pj Gubernur Bahtiar menyampaikan, di tengah keterbatasan anggaran dengan wilayah Sulsel yang luas, dia mengingatkan agar pemanfaatan anggaran sesuai prioritas dan fokus pada hasil. Selain itu, harus terjadi pertumbuhan dan pemerataan.

"Fokus apa dan mau jadi apa. Harus ada hasilnya, harus ada sesuatu yang ditinggalkan," pesannya.

Baca Juga : Helikopter Pembawa Bantuan Berhasil Mendarat di Latimojong Luwu, 8 Warga Ikut Dievakuasi

Dia menegaskan, siapa pun pemerintahan yang beroperasi di wilayah Sulsel, pada akhirnya melayani 9,3 juta penduduk, untuk menghadirkan keamanan, kesejahteraan, dan kebaikan serta manfaat.

"Akhir kata, iyyapa narisseng mukkurui sewwae jama-jamang narekko purani rilaloi. Artinya, sulit tidaknya suatu pekerjaan maupun usaha yang baru dilakukan akan diketahui setelah kita mengerjakannya," kata Bahtiar.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sulsel, Supendi, menyampaikan penyerahan DIPA dan daftar alokasi transfer ke daerah TA 2024 oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah dilaksanakan secara hybrid, Rabu (29/11/2023) lalu, di Istana Negara.

Baca Juga : Banjir Wajo, Pejabat Gubernur Sulsel Pastikan Bantuan Cepat Terdistribusi Sampai ke Wilayah yang Sulit di Jangkau

Kegiatan tersebut dihadiri para menteri/pimpinan kementerian/lembaga secara luring yang menerima DIPA kementerian/lembaga TA 2024 secara digital dan para kepala daerah hadir secara daring.

Ia mengungkapkan, patut disyukuri pada saat adanya risiko geopolitik, volatilitas harga komoditas, dan kenaikan suku bunga global, Indonesia mampu menjaga kinerja perekonomian nasional secara baik.

Pada triwulan III 2023 perekonomian nasional tumbuh kuat pada level 4,9 persen (yoy), inflasi pada November 2023 stabil pada level 2,86 persen (yoy). Sementara itu, pada tataran regional, ekonomi Sulsel tumbuh 4,05 persen (yoy) pada triwulan III 2023, inflasi tercatat 2,79 persen (yoy) pada November 2023, lebih rendah dibandingkan dengan tingkat inflasi nasional yang mencapai 2,86 persen. Angka inflasi ini mencatatkan rekor sebagai yang terendah dalam lima tahun terakhir di Indonesia.

#Pemprov Sulsel #Bahtiar Baharuddin