RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Berbagai langkah terus diupayakan pemerintah mempercepat eliminasi penyakit tuberkulosis di penjuru tanah air.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pemerintah pusat, Sulawesi Selatan ditargetkan memiliki beban TBC 30.985 kasus tahun 2023.
Untuk mendukung itu, Kementerian Kesehatan telah membangun gedung pelayanan dan penunjang TBC paru di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar.
Baca Juga : Siloam Hospitals Makassar Edukasi Perbedaan dan Penanganan Epilepsi dan Kejang Demam pada Anak
"Ini merupakan salah satu upaya Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan paru, khususnya penanganan kasus TBC di Sulsel dan sekitarnya," kata Kepala Timker Pelayanan BBPKM Makassar, dr Puji Astuti pada Selasa (19/9/2023).
Puji menjelaskan setelah pembangun, pelayanan di gedung baru BBKPM Makassar telah dimulai sejak Februari 2023. Hingga Agustus 2023, tercatat 305 pasien telah dirawat di sana.
"Kamar perawatan penuh terus. Rata-rata 35 sampai dengan 40 pasien perbulan," sebutnya.
Baca Juga : Bantah Serang Rumah Sakit di Ukraina, Kemenhan Rusia: Itu Provokasi
Gedung perawatan baru tersebut memang diketahui memiliki fasilitas lengkap mulai dari area parkir yang luas hingga layanan penunjang lainnya yang memudahkan pengunjung untuk mengakses tempat-tempat pelayanan di BBKPM Makassar.
"Tidak hanya akses ke gedung baru, tetapi juga ke gedung pelayanan lama dan telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Makassar; terkhusus bagi penderita TBC," tambahnya.
Gedung ini diharapkan akan menjadi pelayanan rawat inap TBC terpadu khusus melayani pasien TBC. Hal ini merupakan bentuk pemusatan pelayanan dan juga pengendalian infeksi nosokomial yang didapatkan akibat perawatan.
Baca Juga : Rudal Rusia Hantam Rumah Sakit Bersalin di Mariupol, Presiden Ukraina: Negara Macam Apa Rusia Itu
"Penambahan area parkir ini juga telah dirasakan manfaatnya oleh pasien maupun pengunjung dan pegawai BBKPM Makassar yang sebelumnya area parkir terbatas di bagian depan gedung BBKPM dengan kapasitas kendaraan sangat sedikit bila di bandingkan dengan kapasitas layanan pada Rawat Jalan, Rawat Inap dan IGD," cetusnya.
