Senin, 11 September 2023 21:09

Ini Yang Dibahas Saat PJ Gubernur Sulsel Terima Kunjungan Pimpinan OJK

Lisa Emilda
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ini Yang Dibahas Saat PJ Gubernur Sulsel Terima Kunjungan Pimpinan OJK

terkait literasi keuangan serta penanganan inflasi,

RAKYATKU.COM, MAKASSAR – Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, menerima audiensi Pimpinan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI di Rumah Jabatan Gubernur, Minggu (10/9/2023) malam.

Dalam pertemuan tersebut, membahas terkait literasi keuangan serta penanganan inflasi, yang juga merupakan salah satu program prioritas Pj Gubernur Bahtiar.

Hadir Kepala Eksekutif Pengawas Prilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK RI, Frederica Widyasari Dewi, yang didampingi oleh Kepala OJK Regional Sulampua, Darwisman. Turut hadir Wakil Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan, Lana Soelastianingsih.

Baca Juga : Forum Internasional OECD - IOPS sepakati Peningkatan Kolaborasi industri Dana Pensiun Global

Sedangkan Bahtiar didampingi Pj Sekprov Sulsel dan sejumlah Kepala OPD terkait, serta Bupati Bulukumba, dimana daerahnya merupakan contoh best practice pengendalian inflasi terbaik kedua di Indonesia.

“Saya senang dan berbahagia bisa bersilaturahmi dengan pimpinan OJK dan LPS, dan berdiskusi agar pemahaman kita sama,” kata Bahtiar.

Ia menyampaikan, penanganan inflasi harus dilakukan secara bersama-sama. Bukan hanya pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, tetapi juga stakeholder lainnya.

Baca Juga : OJK Terbitkan Laporan Surveillance Perbankan Indonesia (LSPI) Triwulan II-2024

Termasuk OJK sebagai mitra strategis pemerintah, dalam pengaturan dan pengawasan industri jasa keuangan, untuk lebih proaktif dan kolaboratif pada upaya terciptanya stabilitas, pertumbuhan dan penguatan industri jasa keuangan, yang memberikan manfaat terjadinya gerak ekonomi yang cepat dan berkelanjutan. Serta untuk memitigasi risiko dampak inflasi, terhadap sektor jasa keuangan dan ekonomi.

Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kemendagri ini berharap, pertumbuhan terjadi merata di seluruh wilayah, bukan hanya di Makassar.

“Sistem keuangan memang besar, salah satunya memang soal perbankan dan keuangan. Ini yang kita bicarakan juga supaya swasta di sini juga bisa tumbuh. Serta pertumbuhan tidak hanya terpusat di Makassar saja,” sebutnya.

Baca Juga : OJK Terpilih Sebagai Anggota Komite Eksekutif Organisasi Pengawas Dana Pensiun Dunia (IOPS)

Bahtiar juga mendorong peranan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), untuk percepatan akses keuangan daerah, dalam mendorong perekonomian daerah. Karena untuk membangun Indonesia harus dengan lebih terbukanya akses keuangan bagi masyarakat di daerah, diharapkan dapat tercipta pertumbuhan ekonomi yang lebih merata, partisipatif dan inklusif.

“Tapi yang paling mendasar adalah tingkat literasi keuangan, yang justru cenderung lemah di Sulsel, walaupun tingkat inklusi keuangan Sulsel mencatatkan prestasi melebihi nasional, sehingga butuh sentuhan khusus,” pungkasnya.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional VI Salampua menyebutkan, di tahun 2022 tingkat literasi keuangan Sulsel baru di angka 36,88 persen, sedangkan nasional 49 persen.

Baca Juga : Launching Ekosistem Keuangan Inklusif Desa Wisata Kassi Kabupaten Jeneponto

Bahtiar meminta Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan yang terdiri dari Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, OJK dan LPS, intens melakukan sosialisasi dan edukasi keuangan dan perbankan.

“Bagi saya, literasi keuangan penting. Literasi keuangan kita dapat semakin meningkat, ketika empat lembaga negara ini beroperasi dengan baik di daerah ini. Jadi saya yakin literasi keuangan akan meningkat,” tegasnya.

Untuk itu, ia mendukung rencana dibukanya dan penempatan kantor perwakilan LPS, yang juga dibahaspada pertemuan ini.

Baca Juga : Desa Wisata Kassi Rumbia, Jadi Tuan Rumah Peluncuran Program Ekosistem Keuangan Inklusif

Sedangkan, Pimpinan OJK Frederica Widyasari Dewi, menyampaikan apresiasinya atas penerimaan dan sambutan pada pertemuan ini.

“Alhamdulillah diterima luar biasa, saya sangat suprise dengan penyambutan ini, dan Insya Allah ini membawa berkah untuk kita semua,” ucapnya.

Ia menjelaskan terkait peranan OJK. Sebelum adanya OJK, pengawasan sektor keuangan terpisah-pisah. Sehingga banyak kasus kejahatan memanfaatkan celah tersebut.

Baca Juga : Desa Wisata Kassi Rumbia, Jadi Tuan Rumah Peluncuran Program Ekosistem Keuangan Inklusif

“Tidak saling berdiskusi dan ini fenomena seluruh dunia, akhirnya dibentuk OJK di mana pengawasan satu atap untuk pasar modal, perbankan, asuransi dan dana pensiun. Dan InsyaAllah koperasi yang open look masuk ke kita, kripto dan lain-lain itu masuk ke OJK. Di mana tugas OJK menjadi sangat besar,” paparnya.

Ia menjelaskan, potensi keuangan di Sulsel sangat besar. Melalui program OJK, misalnya dapat membantu untuk melakukan raising fund (menghimpun dana) untuk go public, melalui pasar modal.

“Itu ada tim untuk bagaimana cara mendatangkan fund masuk ke Sulsel, termasuk bisa dari luar negeri. Itu bisa membantu untuk mengakselerasi pembangunan di sini,” jelasnya.

Baca Juga : Desa Wisata Kassi Rumbia, Jadi Tuan Rumah Peluncuran Program Ekosistem Keuangan Inklusif

Ia juga mendukung apa yang disampaikan Bahtiar, bahwa di Sulsel harus tumbuh sumber-sumber ekonomi baru.

“Sektor keuangan bisa mendukung apapun yang diperlukan, untuk pemulihan ekonomi dan pengendalian inflasi,” pungkasnya.(**)

#Pj Gubernur Sulsel #OJK