Rabu, 26 April 2023 15:08
Puluhan ribu warga Israel kembali demo bertepatan dengan peringatan hari kemerdekaan negara itu. (AFP/JACK GUEZ)
Editor : Syukur Nutu

RAKYATKU.COM - Peringatan hari kemerdekaan Israel ke-75 tahun diwarnai dengan puluhan ribu warga yang turun ke jalan di Tel Aviv sejak Selasa (25/4).

 

Mereka memprotes perubahan sistem peradilan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang dinilai bisa melemahkan fondasi demokrasi Israel.

Sejumlah tokoh terkemuka anti-pemerintah juga tampak hadir. Mereka diantaranya mantan menteri pertahanan dan kepala staf Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF), Moshe Ya'alon; eks komandan Angkatan Udara Israel, Dan Halutz; serta aktris ternama, Hanna Azoulay Hasfari.

Baca Juga : Iran Berjanji Balas Pembunuhan Ismail Haniyeh oleh Israel

Penyelenggara menggambarkan demo kali ini sebagai "pesta kemerdekaan." Aksi tersebut mencakup kemeriahan dari musik-musik, penyanyi terkenal, dan pidato dari pemimpin protes.

 

"Israel memperingati 75 tahun sejak berdirinya, sementara di bawah, serangan tanpa henti terhadap demokrasi Israel mencabik-cabik masyarakat," demikian pernyataan resmi penyelenggara demo, seperti dikutip dari Times of Israel.

Namun, serangan tersebut, lanjut pernyataan itu, akan dilawan jutaan warga Israel yang mencintai negaranya.

Baca Juga : Timnas Indonesia Kalah Telak dari Iran, Shin Tae-yong: Pemain Sudah Bekerja Keras

"[Masyarakat] tak akan menyerah soal demokrasi dan kesetaraan meski hanya secuil," imbuh pernyataan itu.

Tak hanya di Tel Aviv, unjuk rasa juga berlangsung di Yerusalem. Ribuan orang menghadiri demo di dekat Gunung Herzl, lokasi upacara resmi peringatan Hari Kemerdekaan Israel.

Protes juga berlangsung di Raanana, Yehud, dan Zichron Yaakov.

Baca Juga : Dibantai Iran, Pemain Timnas Indonesia Akui Dapat Pembelajaran Berharga

Menanggapi demo itu, polisi Israel mengeluarkan peringatan terkait kemacetan parah di Tel Aviv.

Israel tengah bergejolak usai PM Netanyahu berencana merombak sistem peradilan.

Nantinya, sistem itu memberikan kendali lebih banyak kepada politisi dan mengurangi peran Mahkamah Agung.

Baca Juga : Korban Tewas di Palestina Tembus 14 Ribu Orang, 5.600 Anak-anak

Protes pun berlangsung selama beberapa bulan terakhir. Netanyahu lalu mengumumkan menunda sementara pengesahan sistem peradilan. Namun, dia menegaskan bakal mengesahkan rancangan itu.

Demo terhadap reformasi tersebut pun terus berlangsung.

Sumber: CNN Indonesia

Baca Juga : Tidak Bertindak atas Kekerasan Israel Terhadap Palestina, FIFA Dikecam

 

BERITA TERKAIT