Senin, 03 April 2023 14:14

Sektor Pertanian Menjanjikan, NTP Meningkat di 26 Provinsi

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) pada Maret 2023 mengalami kenaikan, dipengaruhi peningkatan indeks harga yang diterima petani dan permintaan pasar domestik dan luar negeri yang masih tinggi terhadap produk petani Indonesia.

RAKYATKU.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut Nilai Tukar Petani atau NTP pada Maret 2023 naik, mencapai 110,85 atau mengalami kenaikan tinggi 0,29 persen apabila dibandingkan dengan Februari 2023.

Peningkatan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik 0,53 persen atau lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang hanya 0,24 persen.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengatakan komoditas dominan dalam memengaruhi kenaikan NTP di antaranya adalah kelapa sawit, jagung, cabai rawit, dan kopi.

Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone

Peningkatan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani mencapai 128,79 atau lebih tinggi daripada kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang hanya 116,19 persen.

"Peningkatan NTP tertinggi terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang naik sebesar 1,94 persen. Adapun komoditas yang dominan dalam mempengaruhi kenaikan ini adalah kelapa sawit, kopi dan karet," ujar Pudji dalam berita resmi statistik, Senin (3/4/2023).

Selain NTP, kenaikan juga terjadi pada Nilai Tukar Usaha Petani atau NTUP. Tercatat, NTUP Maret mencapai 111,18 atau naik 0,40 persen apabila dibandingkan Februari 2023.

Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel

Kenaikan terjadi karena indeks harga yang diterima petani lebih tinggi dari kenaikan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal sebesar 115,84.

"Peningkatan NTUP tertinggi terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang naik sebesar 2,02 persen. Begitupun hortikultura yang meningkat sebesar 2,01 persen," katanya.

Selain itu, BPS juga mencatat adanya kenaikan NTP di 26 provinsi Indonesia dengan peningkatan tertinggi terjadi di Provinsi Riau 4,35 persen. Demikian juga dengan NTUP yang sama-sama meningkat di 26 provinsi.

Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

"Peningkatan tertinggi NTUP ada di Riau yang naik sebesar 4,32 persen. Sementara, delapan provinsi lainnya mengalami penurunan dengan penurunan terdalam ada di Provinsi Sumatera Barat," jelasnya.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri, mengatakan tren kenaikan NTP merupakan bukti sektor pertanian tetap menjanjikan, utamanya sektor perkebunan, peternakan, dan hortikultura, mengingat permintaan pasar domestik dan luar negeri masih butuh supplai produk petani Indonesia.

"Harga yang baik dan pasar yang menjanjikan harus terus dimanfaatkan momentum ini oleh para petani kita. Kesejahteraan mereka dapat terbantu dengan pangan-pangan alternatif yang dibutuhkan dunia," tuturnya.

#Badan Pusat Statistik #Kementerian Pertanian