Selasa, 28 Februari 2023 08:15

Kolaborasi Kementan-Petani Milenial Dukung Capaian Sektor Pertanian

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Kunjungan peserta Young Ambasador Agriculture dan Duta Polbangtan di Gedung Pusat Informasi Agribisnis (PIA), Kantor Kementan, Jakarta, Senin (27/2/2023).
Kunjungan peserta Young Ambasador Agriculture dan Duta Polbangtan di Gedung Pusat Informasi Agribisnis (PIA), Kantor Kementan, Jakarta, Senin (27/2/2023).

Kementan Indonesia mendorong digitalisasi di bidang pertanian untuk menarik minat generasi muda dan mengatasi populasi petani yang semakin tua. Petani muda dapat berkolaborasi dengan pemerintah untuk mencapai industri pertanian yang modern, mandiri, dan makmur di Indonesia.

RAKYATKU.COM, JAKARTA - Digitalisasi pada bidang pertanian menjadi salah satu upaya mengakselerasi minat generasi muda untuk terjun dan mengembangkan pertanian, baik di sektor hulu maupun hilir. Kementerian Pertanian (Kementan) RI pun terus melakukan terobosan dalam melanjutkan tongkat estafet pemenuhan kebutuhan pangan nasional.

Hal itu disampaikan Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri, saat menerima kunjungan peserta Young Ambasador Agriculture dan Duta Polbangtan di Gedung Pusat Informasi Agribisnis (PIA), Kantor Kementan, Jakarta, Senin (27/2/2023).

Menurut Kuntoro, sektor pertanian menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari 38 juta orang di Indonesia. Namun, hampir 80 persen petani Indonesia berusia di atas 45 tahun. Tantangan dan peluang inilah yang, menurutnya, bisa dioptimalkan. Pasalnya, ada 65 juta penduduk usia muda dengan rata-rata usia 28 tahun.

Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone

"Ada stigma yang selama ini sudah tertanam tentang petani, seperti berpendapatan rendah, kurang menarik, akses permodalan susah, dan petani-petani kita memiliki skill serta pengetahuan yang rendah," katanya.

Stigma tersebut, lanjut Kuntoro, bisa diubah anak-anak muda, generasi milenial yang berani terjun di dunia pertanian. Sebab, karakter anak-anak muda, menurutnya, memiliki kemampuan beradaptasi tinggi, kreatif, melek teknologi, dan mampu berpikir kritis.

Dijelaskan Kuntoro, saat ini, program-program Kementan diarahkan untuk merangsang dan melahirkan petani-petani muda baru sesuai dengan cita-cita mewujudkan pertanian Indonesia maju, mandiri, dan modern.

Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel

Jumlah peserta Young Ambasador Agriculture Program YESS sebanyak 88 orang. Berasal dari seluruh Indonesia dan sudah memiliki usaha di bidang pertanian maupun jasa pertanian yang sudah berjalan kurang lebih dua tahun.

Untuk Duta Polbangtan, ada 28 peserta, merupakan mahasiswa aktif Polbangtan/PEPI yang direkomendasikan dengan IP minimal 3.00, memiliki wawasan luas mengenai politeknik vokasi, serta aktif di media sosial.

Salah satu petani milenial dari Sulawesi Utara, Minahasa Selatan, Melisa Sakul (32 tahun), mengungkapkan alasannya terjun ke sektor pertanian untuk memberikan nilai lebih produk pertanian.

Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

"Jadi, yang kita garap sektor hilirnya, bagaimana agar produk pertanian memiliki nilai lebih dengan pengemasan menarik dan pemasaran yang lebih luas," ungkap Melisa.

Kepada 116 peserta kunjungan yang hadir, Kuntoro menyampaikan harapan agar ke depan para petani milenial bisa berkolaborasi dan melakukan sinergi.

"Kolaborasi dan sinergi sudah menjadi kebutuhan karena tidak semua hal bisa dilakukan sendiri, termasuk bagi Biro Humas. Oleh karena itu, teman-teman petani milenial juga bisa membantu dan mendukung penyebarluasan informasi program, kebijakan dan capaian yang sudah dilakukan Kementan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani," terangnya.

#Kementerian Pertanian