RAKYATKU.COM, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) RI mendorong sejumlah negara yang tergabung dalam organisasi The Lives and Livelihoods Fund (LLF) Partners membuka peluang ekspor produk pertanian Indonesia.
Hal ini disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto, dalam pembahasan program The Development of Integrated Farming System In Upland Areas (Upland) di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Senin (27/2/2023).
Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone
"Kami berharap dengan pertemuan ini kita bisa sama-sama membuka peluang ekspor produk pertanian Indonesia ke berbagai negara. Kita yakin Upland bisa mendukung program Geratieks (Gerakan Tiga Kali Ekspor)," ujar Prihasto.
Prihasto mengatakan, saat ini Indonesia tengah melakukan percepatan program modern berbasis integrated farming yang ada di 13 provinsi Indonesia. Selain itu, Indonesia juga fokus melakukan penanaman hortikultura yang ada di dataran tinggi Indonesia dengan mengusung konsep ramah lingkungan.
"Integrated farming sudah kita kembangkan di 13 kabupaten di mana di semua kabupaten kita memperkuat proses hulu sampai hilir dalam rangka meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani," katanya.
Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel
Prihasto berharap, dukungan Upland mampu memperkuat posisi pertanian Indonesia agar tetap kukuh dan bisa bertahan dari berbagai goncangan krisis dunia. Karena itu, dia mengapresiasi projek Upland dalam mengoptimalisasi dataran tinggi Indonesia.
"Saya menyampaikan apresiasi dukungan LLF bersama lembaga mitra lainya melalui proyek Upland untuk optimalisasi dataran tinggi kita. Dan hasil rekomendasi ini akan kami tindak lanjuti," bebernya.
Perlu diketahui, kegiatan Upland merupakan kegiatan yang sumber pembiayaannya berasal dari pinjaman luar negeri dengan pemberi pinjaman, yaitu Islamic Development Bank (IsDB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD).
Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran
Adapun total pinjaman kegiatan ini mencapai USD120 Juta yang terdiri atas USD70 juta merupakan pinjaman dari LLF Partners termasuk Abu Dhabi Fund for Development, Bill and Melina Gates Foundation, King Salman Humanitarian Aid and Relief Center, Islamic Solidarity Fund for Development, Qatar Fund for Development, dan USD50 juta bersumber dari pinjaman IFAD.
Salah satu perwakilan IsDB, Salah Jalessi, menyampaikan terima kasih atas perhatian Indonesia terhadap pangan dunia. Terutama pengembangan sektor pertanian di dataran tinggi.
Ia berharap, penguatan tersebut dapat diimplementasikan melalui kegiatan Upland yang bisa menjadi kolaborasi berkelanjutan bagi Indonesia dan juga lembaga organisasi internasional.
Baca Juga : Pj. Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran atas Solusi Cepat Bagi Petani
"Manfaat dari kegiatan ini bagi masyarakat petani dan pedesaan sudah sangat dirasakan dan perlu perpanjangan waktu untuk dapat merealisasikan seluruh rencana program di mana dapat dilihat progres di lapangan dan program sudah berjalan sesuai perencanaan," tuturnya.
Menurut Salah, durasi kegiatan Upland memiliki jangka waktu lima tahun yang dimulai sejak 2020 dan berakhir di pada 2024 dengan fokus pengembangan pada 14 komoditas di 13 kabupaten. "Sekali lagi kami sampaikan terimakasih atas dukungan pemerintah Indonesia," jelasnya.