RAKYATKU.COM, JAKARTA - Wali Kota Parepare, Taufan Pawe, kembali mempersembahkan penghargaan prestisius berskala nasional untuk Kota Parepare.
Penghargaan di bidang pelestarian dan pemajuan bahasa daerah yang diterima Taufan menjadi kado menjelang hari ulang tahun (HUT) ke-63 Kota Parepare.
Taufan menerima langsung penghargaan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) RI, Nadiem Makarim, di sela Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional (International Mother Language Day) di The Sultan Hotel & Residence, Jakarta, Senin, (13/2/2023).
Baca Juga : Kinerja Baik Awasi Tata Ruang, Abdul Hayat Terima Penghargaan di HUT Sulsel
Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Ganjar Harimansyah, mengatakan prestasi Taufan merupakan pengakuan dan apresiasi dari Kemendikbudristek atas peran dan kepedulian kepala daerah dalam melestarikan dan memajukan bahasa dalam memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional.
"Alhamdulillah ini patut dibanggakan karena satu-satunya wali kota di Indonesia yang mendapat penghargaan pelestarian bahasa daerah, yakni beliau Wali Kota Parepare, Bapak Taufan Pawe," kata Ganjar.
Penghargaan ini hanya diberikan kepada 16 kepala daerah di Indonesia, yakni 5 orang gubernur, 10 bupati, dan 1 wali kota.
Baca Juga : DPRD Kota Parepare Gelar Paripurna Penyerahan KUA PPAS TA 2025
"Di Provinsi Sulsel ada dua pejabat terpilih, yaitu Gubernur Sulsel (Andi Sudirman Sulaiman) dan satu-satunya wali kota di Indonesia, yakni Wali Kota Parepare," ungkapnya.
Dia menjelaskan, penghargaan ini didapatkan karena kebijakan yang telah diterapkan Taufan dalam pelestarian bahasa daerah yang dinilai sangat baik.
Selain itu, Taufan juga melakukan implementasi nyata dalam peran pemerintah dan pejabatnya untuk perlindungan bahasa daerah, seperti hadirnya peraturan daerah (perda) yang di dalamnya mengatur sehari dalam sepekan wajib berbahasa daerah.
Baca Juga : Ribuan Peserta Ikuti Jalan Sehat Semarak HUT ke-355 Sulsel di Parepare
"Indikator utamanya adalah kebijakan Taufan, baik dari instruksi, peraturan, dan implementasi dari dinas terkait. Sehingga kami menilai Parepare layak menerima penghargaan bahasa daerah," jelasnya.
Terlebih Taufan juga ditunjang semangat sang istri, Erna Rasyid, yang mendukung penuh kebijakan sang suami dalam pelestarian bahasa daerah.
Di organisasi TP PKK, misalnya, Erna menggelar lomba penyuluhan lansia berbahasa ibu untuk para istri lurah, kewajiban menggunakan bahasa daerah sekali sepekan di grup WhatsApp, dan program-program lainnya yang menyentuh lingkungan keluarga.
Baca Juga : Sambut HUT ke-355 Sulsel, Pemkot Parepare Gelar Zikir dan Tasyakuran
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Endang Aminuddin, dalam laporannya mengatakan sebanyak 16 kepala daerah diundang karena memperhatikan kesungguhannya dan komitmen yang sangat kuat dalam revitalisasi bahasa daerah di wilayahnya.
Mendikbudristek, Nadiem Makarim, menyampaikan apresiasi dan terima kasih sebesar-besarnya kepada kepala daerah yang telah mendukung revitalisasi bahasa daerah di wilayahnya.
"Terima kasih kepada para kepala daerah. Kebijakan revitalisasi bahasa daerah ini dapat berhasil karena dukungan kepala daerah yang penuh semangat dan membakar semangat anak-anak kita dalam mencintai bahasa daerah," ujar Mas Menteri, sapaan karib dia.
Baca Juga : AHG Sebut TNI Makin Hebat dan Profesional Kawal NKRI
Sementara, Wali Kota Parepare, Taufan Pawe, mengaku bersyukur atas penerimaan penghargaan pelestarian bahasa daerah dari Kemendikbudristek.
"Ini menjadi kebanggaan bagi kami dan menjadi kado menjelang HUT Kota Parepare ke-63. Meskipun status kita kota, tetapi kita tetap terus melestarikan bahasa daerah dan kebudayaan yang merupakan identitas kami sebagai orang Bugis," tutur Taufan.
Wali kota yang dinobatkan sebagai Kepala Daerah Terinovatif di Indonesia oleh MNC Portal Indonesia 2022 ini menilai, dengan adanya penghargaan ini, pihaknya akan terus bekerja dan membuat program-program untuk melestarikan dan menjaga bahasa daerah di Parepare.
"Kalau bukan kita bergerak, pasti punah. Kita akan membuat program-program lebih lagi dengan memperdayakan budaya dan bahasa daerah. Bahkan bila perlu kita buatkan perda khusus agar bahasa daerah kita terus terjaga selamanya," paparnya.