Minggu, 05 Februari 2023 23:22
Naftali Bennett (Foto: Ap News)
Editor : Usman Pala

RAKYATKU.COM -- Mantan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, mengatakan bahwa dia menerima janji dari Presiden Rusia, Vladimir Putin, bahwa dia tidak akan membunuh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.

 

Bennett menjadi perantara tidak terduga pada awal perang Rusia dan Ukraina dan bertemu dengan Putin selama perjalanan singkat ke Moskow.

Dalam sebuah wawancara yang diposting online, Bennett menjelaskan bahwa dia bertanya kepada Putin tentang rencana membunuh Zelenskyy

Baca Juga : Tekanan Barat Mendekatkan Tiongkok dan Rusia

“Saya bertanya 'ada apa dengan ini? Apakah Anda berencana untuk membunuh Zelenskyy?' Dia berkata 'Saya tidak akan membunuh Zelenskyy.' Saya kemudian berkata kepadanya, 'Saya harus mengerti bahwa Anda berjanji kepada saya bahwa Anda tidak akan membunuh Zelenskyy.' Dia berkata 'Saya tidak akan membunuh Zelenskyy,'” ungkap Bennett dikutip dari Ap News, Minggu (5/2/2023).

 

Bennett mengatakan dia kemudian menelepon Zelenskyy untuk memberi tahu dia tentang janji Putin.

'Dengar, saya keluar dari rapat, dia tidak akan membunuhmu.' Dia bertanya, 'apakah kamu yakin?' Saya berkata '100% dia tidak akan membunuhmu,'” ujarnya.

Baca Juga : Rusia: Pemimpin Kelompok Wagner Dipastikan Tewas dalam Kecelakaan Pesawat

Bennett mengatakan bahwa selama mediasinya, Putin membatalkan sumpahnya untuk mengusahakan perlucutan senjata Ukraina dan Zelenskyy berjanji untuk tidak bergabung dengan NATO.

Tidak ada tanggapan langsung dari Kremlin, yang sebelumnya membantah klaim Ukraina bahwa Rusia berniat membunuh Zelenskyy.

Bennett menjadi pemimpin tak terduga yang memasukkan diri ke dalam diplomasi internasional setelah memposisikan Israel di antara Rusia dan Ukraina.

Baca Juga : Putin Angkat Bicara Terkait Kecelakaan Pesawat yang Diduga Tewaskan Bos Wagner

Namun, upaya perdamaian Bennett tampaknya tidak berhasil dan masa kepemimpinannya sangat singkat. Bennett sekarang adalah warga negara biasa.