RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Kejadian yang mengerikan dan juga memilukan terjadi di Kota Makassar beberapa waktu lalu. Kejadian tersebut adalah pembunuh bocah usia 11 tahun oleh dua orang remaja dengan maksud ingin menjual organ tubuhnya korban.
Kejadian tersebut menyita perhatian termasuk dari anggota DPRD Makassar. Dikatakan, peristiwa tersebut sebagai salah satu dari dampak negatif media sosial.
Andi Hadi Ibrahim Baso, legislator dari PKS menyoroti konten-konten negatif yang beredar di media sosial.
Baca Juga : Anwar Faruq Pimpin Rapat Paripurna Tentang Pemandangan Umum Fraksi DPRD Makassar
Anggota Komisi D DPDR Makassar tersebut menyatakan, saat ini keberadaan media sosial tidak bisa dibendung. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menghindari hal tak diinginkan adalah memberi pengawasan terhadap anak-anak.
“Jadi saya melihat dunia teknologi sekarang sudah tidak bisa dibendung. Anak-anak kalau buka internet semua tersedia. Oleh karena itu pentingnya pondasi dasar di tatanan keluarga umtuk selalu mengedukasi daripada anak-anak,” kata Andi Hadi Ibrahim.
Selain peran orang tua, Hadi menyebut peran pihak sekolah yang menjadi tempat siswa/siswi menimba ilmu pun sangat penting.
Baca Juga : Ketua DPRD Makassar Bacakan Sejarah di Peringatan Hari Jadi Kota Makassar
“Kita juga harus mengedukasi dunia pendidikan mulai dari tingkat SD hingga SMA, baik nageri maupun swasta untuk menggunakan media sosial dengan bijak, senantiasa bagaimana etika bermedsos. Etika ketika mereka membuka media sosial tentu ada pengarahan disitu semua pelajaran bisa masuk,” tambahnya.
Selain itu kata Hadi, Pemkot Makassar telah menggaungkan program Jagai Anak Ta. Program ini sebagai upaya menghindarkan akan-anak dari aksi tindak pidana.
“Dari Pemerintah Kota Makassar sudah menggaungkan Jagai Anak Ta. Ini adalah program yang sangat bagus, mengingatkan kita terus betapa pentingnya dalam keluarga itu ada pembinaan,” cetusnya.