Sabtu, 17 Desember 2022 16:15

Mengunjungi Lokasi Pertanian SRI Organik PT Vale; Sudah Menyehatkan, Menguntungkan pula

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Aktivitas petani di lokasi pengembangan pertanian SRI Organik di Desa Ledu-Ledu, Kecamatan Wasuponda, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sabtu (17/12/2022).
Aktivitas petani di lokasi pengembangan pertanian SRI Organik di Desa Ledu-Ledu, Kecamatan Wasuponda, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sabtu (17/12/2022).

Beras organik, bukan hanya nol residunya, tetapi juga kandungan proteinnya tinggi.

RAKYATKU.COM, WASUPONDA - PT Vale Indonesia Tbk. telah bertahun-tahun menjalankan Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB) melalui metode System of Rice Intensification (SRI) Organik.

SRI Organik merupakan bagian dari program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) sektor pertanian. Lewat program ini masyarakat petani didorong mengelola lahan pertaniannya tanpa menggunakan unsur kimiawi.

Salah satu lokasi pengembangan pertanian SRI Organik ada di Desa Ledu-Ledu, Kecamatan Wasuponda, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel). PT Vale mengajak puluhan awak media dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk Rakyatku.com, mengunjungi lahan yang dikelola kelompok tani Karunsie Urako Lestari itu, Sabtu (17/12/2022).

Baca Juga : PT Vale IGP Morowali Raih Penghargaan Indonesia Corporate Sustainability Award 2024

Di lahan seluas kurang lebih dua hektare, Alfrida Podandi selaku Ketua Kelompok Karunsie Urako Lestari bersama petani lainnya, menanam padi varietas mentik susu atau mentik wangi. Ada pula tanaman sayur dan ternak ikan yang perlahan ikut dikembangkan.

Alfrida mengungkapkan, Karunsie Urako Lestari telah menerapkan metode SRI Organik sejak 2017 silam dengan pendampingan PT Vale melalui Aliksa Organic SRI Consultant. Mereka mendapatkan pelatihan mulai dari pembibitan, penanaman, perawatan, hingga panen, bahkan pemasaran.

"Awalnya kami (terapkan metode) konvensional. Untuk SRI Organik ini kami sudah menjalani kurang lebih enam tahun. Dengan pendampingan Aliksa, kami mulai belajar dan kami mengubah dari yang dulu memakai racun (kimia), sekarang dengan pola organik," kata Alfrida.

Baca Juga : PT Vale Perkuat Komitmen Iklim lewat Kemitraan Produksi Nikel Net-Zero di COP29

Alfrida mengakui banyak keuntungan menerapkan metode SRI Organik. Salah satunya, biaya operasional bisa ditekan karena petani tidak perlu membeli pupuk dan pestisida kimia. Itu karena petani memanfaatkan sumber alami sebagai pupuk dan pestisida. Selain itu, dengan pertanian organik akan menjaga kualitas tanah sehingga tidak mudah terdegradasi.

Untuk hasil produksi, di lahan pertanian padi yang digarap Karunsie Urako Lestari, kata Alfrida, panen tiap kurang lebih tiga bulan sejak masa penyemaian benih. Dalam 1 hektare produksi gabah berkisar antara 6 sampai 8 ton.

Harga jual beras organik yang lebih tinggi ketimbang beras konvensional membawa keuntungan bagi petani. Sebagai perbandingan, untuk lingkup Luwu Timur harga beras konvensional berkisar Rp9.000 hingga Rp12.000 per kilogram, sedangkan beras organik Rp17.000 sampai Rp18.000 per kilogram.

Baca Juga : Presiden Prabowo Saksi Kolaborasi USD1,4 Miliar PT Vale dan GEM Co. untuk Pabrik Nikel Net-Zero

"Banyak masyarakat yang ingin (beras) lebih murah, tapi hanya tidak tahu saja. Kalau paham organik bagaimana, pasti akan pilih organik," ucap Alfrida.

Soal pemasaran, SRI Organik selama ini difasilitasi Asosiasi Petani SRI Organik (APSO). Salah satunya turut menyuplai katering bagi karyawan PT Vale yang menyajikan menu sehat berbahan organik. Dilaksanakan tiap pekan, PT Vale punya healthy day di hari Rabu.

Karunsie Urako Lestari juga menyuplai ke dinas-dinas lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu Timur dan penyedia layanan kesehatan. Selain itu, memasarkannya ke berbagai gerai dan toko lokal, termasuk memanfaatkan promosi secara daring.

Baca Juga : Kementerian ESDM Jadikan PT Vale IGP Pomalaa Teladan Praktik Pertambangan Berkelanjutan

Koko Komamin dari Aliksa Organic SRI Consultant mengakui penerapan metode SRI Organik membutuhkan tenaga lebih banyak dari petani ketimbang konvensional. Namun, jerih payah yang dilakukan setimpal dengan hasil yang didapatkan.

"Beras organik, bukan hanya nol residunya, tetapi proteinnya sudah meningkat. Lebih nyaman untuk kesehatan. Beras ini disebut beras herbal sehingga penyakit di dalam tubuh insyaallah akan hilang," tutur Koko.

Koko mengungkapkan, seiring dengan makin gencarnya penerapan SRI Organik makin menumbuhkan kesadaran masyakarat mengonsumsi beras yang lebih sehat. Hal itu terlihat dari makin meningkatnya pemijat dan makin luasnya pangsa pasar.

Baca Juga : PT Vale Adopsi Diesel Terbarukan HVO, Kurangi Emisi Karbon hingga 70%

"Kami percaya diri. Alhamdulillah sekarang permintaan lebih luas. Bahkan, kami sampai kekurangan stok pada saat-saat tertentu," tuturnya.

#PT Vale Indonesia