RAKYATKU.COM, KOLAKA - PT Vale Indonesia Tbk. (PT Vale) bersama Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd. (Huayou), Ahad (27/11/2022), melaksanakan groundbreaking sebagai tanda dimulainya pengembangan proyek Blok Pomalaa di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Proyek ini akan beroperasi di bawah naungan PT Kolaka Nickel Indonesia (KNI). Total paket investasi untuk pabrik HPAL dan tambang diperkirakan mencapai Rp67,5 triliun dan akan melibatkan sekitar 12.000 lapangan kerja untuk konstruksi.
Dalam acara tersebut, Eduardo Bartolomeo, Chief Executive Officer Vale, mengatakan, groundbreaking ini merupakan batu loncatan besar yang memosisikan PT Vale untuk memasok nikel dengan sumber yang berkelanjutan dan bertanggung jawab jauh ke masa depan.
Baca Juga : PT Vale IGP Morowali Raih Penghargaan Indonesia Corporate Sustainability Award 2024
"Kami yakin Indonesia memiliki peran penting dalam megatren elektrifikasi dan dekarbonisasi global, dengan potensi untuk menjadi produsen nikel paling berkelanjutan di Asia dengan standar
Environmental Social & Governance (ESG) tertinggi. Kami berkomitmen untuk berperan aktif dalam perjalanan ini," kata Eduardo.
Deshnee Naidoo, Presiden Komisaris PT Vale dan Executive Vice President Base Metals Business Vale, mengatakan, Indonesia adalah pemain kunci dalam transisi energi global yang akan memainkan peran integral dalam mengubah masa depan menjadi lebih baik.
"Hari ini kami melihat sekilas masa depan itu dan kami berharap dapat melanjutkan perjalanan ini bersamasama dengan mitra kami di Indonesia," ujarnya.
Baca Juga : PT Vale Perkuat Komitmen Iklim lewat Kemitraan Produksi Nikel Net-Zero di COP29
Febriany Eddy, CEO PT Vale, mengaku bangga PT Vale dapat memulai pengembangan Blok Pomalaa yang akan menjadi bagian penting dari upaya Indonesia untuk mempercepat hilirisasi industri nikel.
"Proyek ini sangat penting bagi agenda pertumbuhan kami dan menandai babak terbaru dalam kontribusi 54 tahun PT Vale untuk Indonesia," ucapnya.
Febriany mengungkapkan, PT Vale tidak akan menggunakan batu bara untuk pembangkit listrik untuk proyek ini. Hal ini menunjukkan komitmen PT Vale untuk memperluas operasinya secara bertanggung jawab dan berkelanjutan untuk manfaat sosial ekonomi pemangku kepentingan lokal dan nasional jauh di masa depan.
Baca Juga : Presiden Prabowo Saksi Kolaborasi USD1,4 Miliar PT Vale dan GEM Co. untuk Pabrik Nikel Net-Zero
Sementara, Chairman Chen dari Zhejiang Huayou Cobalt Co. mengatakan, "Melekatkan pentingnya pelaksanaan komitmen serta inovasi, PT Vale dan Huayou akan membangun proyek kelas dunia dengan teknologi tinggi, rendah emisi, dan energi hijau, untuk berkontribusi pada pembangunan industri nikel Indonesia yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi."
Proyek Blok Pomalaa telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional dengan menggunakan teknologi High-Pressure Acid Leach (HPAL) Huayou untuk menghasilkan hingga 120.000 ton
nikel per tahun.
Baca Juga : Kementerian ESDM Jadikan PT Vale IGP Pomalaa Teladan Praktik Pertambangan Berkelanjutan
Blok HPAL Pomalaa ditargetkan untuk menghasilkan produk yang disebut Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), yang dapat diolah lebih lanjut menjadi material yang cocok untuk baterai kendaraan listrik (EV). Blok HPAL Pomalaa dan produk-produknya diharapkan dapat terus mewujudkan komitmen PT Vale untuk berkontribusi pada inisiatif elektrifikasi dan dekarbonisasi global dan Indonesia.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi, dan Bupati Kolaka, Ahmad Safei, turut hadir dalam seremoni ini.
"Kemarin saya berada di Sorowako di operasional PT Vale. Saya terkesan dengan pengelolaan lingkungan operasinya yang berkelas dunia. Proyek PT Vale Pomalaa harus dilanjutkan karena proyek ini membantu membangun ekosistem elektrifikasi Indonesia yang berkelanjutan," tutur Luhut.
Baca Juga : PT Vale Adopsi Diesel Terbarukan HVO, Kurangi Emisi Karbon hingga 70%
Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi, menyatakan dukungan penuhnya untuk proyek ini. "Kami mendukung PT Vale Indonesia. Kami sangat senang dengan proyek ini yang akan mendukung pengembangan ekonomi hilir industri nikel di Provinsi ini. Ini juga merupakan proyek yang sejalan dengan prioritas ekonomi dan program pemerintah untuk mengurangi emisi karbon," paparnya.