RAKYATKU.COM, JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk. mengumumkan pencapaian kinerja keuangan yang tidak diaudit untuk triwulan ketiga 2022. Perseroan mencatat produksi sebesar 17.513 metrik ton nikel dalam matte dan penjualan USD309,2 juta.
"Saya senang melaporkan triwulan ketiga tahun 2022 yang menguntungkan tanpa kecelakaan lost time injury dan tidak ada cedera yang dicatat," kata Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur PT Vale dalam keterangannya yang dikutip, Jumat (28/10/2022).
Febriany mengungkapkan, rata-rata realisasi harga nikel pada sembilan bulan berjalan sepanjang 2022 adalah 41 persen lebih tinggi secara year-on-year, mendorong pendapatan 27 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama 2021 lalu. "Namun, karena volatilitas di pasar, kami tetap berhati-hati terhadap fluktuasi harga nikel di sisa tahun ini," ujarnya.
Baca Juga : PT Vale IGP Morowali Raih Penghargaan Indonesia Corporate Sustainability Award 2024
Sementara, beban pokok pendapatan grup meningkat dari USD213,9 juta pada triwulan kedua 2022 menjadi USD258,4 juta pada triwulan ketiga 2022, terutama didorong oleh biaya energi dan royalti yang lebih tinggi.
Dibandingkan dengan triwulan kedua 2022, penggunaan batu bara per metrik ton nikel dalam matte turun sebesar 28 persen. Penurunan konsumsi batu bara ini diimbangi dengan penggunaan high sulphur fuel oil (HSFO) 40 persen lebih tinggi per metrik ton nikel dalam matte pada periode yang sama.
Febriany mengatakan, menyikapi kenaikan harga batu bara yang cukup tajam, setelah melakukan analisis yang cermat, perseroan memutuskan untuk mengalihkan sumber energi untuk burner dari batu bara ke HSFO pada September 2022.
Baca Juga : PT Vale Perkuat Komitmen Iklim lewat Kemitraan Produksi Nikel Net-Zero di COP29
"Dengan begitu, perseroan diharapkan dapat mengeluarkan biaya energi yang lebih rendah dibandingkan jika terus menggunakan batu bara. Selama periode tersebut, baik harga HSFO, diesel maupun batu bara masing-masing naik sebesar 12 persen, 20 persen, dan 14 persen," bebernya.
Lalu, EBITDA PT Vale pada triwulan ketiga 2022 adalah USD103,0 juta, 37 persen lebih rendah dibandingkan EBITDA pada triwulan kedua 2022 sebesar USD163,4 juta. Ini disebabkan realisasi harga nikel yang lebih rendah.
Kemudian, kas dan setara kas perseroan pada 30 September 2022 adalah USD624,3 juta, tujuh persen lebih tinggi dibandingkan kas dan setara kas pada 30 Juni 2022 sebesar USD585,9 juta.
Baca Juga : Presiden Prabowo Saksi Kolaborasi USD1,4 Miliar PT Vale dan GEM Co. untuk Pabrik Nikel Net-Zero
Febriany melanjutkan, PT Vale mengeluarkan belanja modal sekitar USD29,9 juta pada triwulan ketiga 2022, turun dari USD35,9 juta dibanding
pada triwulan kedua 2022. "Kami memperkirakan akan menghabiskan USD130 juta untuk sepanjang tahun 2022," sebutnya.
Proyeksi produksi untuk 2022 telah direvisi menjadi kisaran 61.000 ton hingga 62.000 ton, lebih rendah dari yang ditargetkan sebelumnya, terutama karena keterlambatan penyelesaian proyek Furnace 4 Rebuild.
"Perseroan akan berupaya mengoptimalkan produksi pada triwulan terakhir tahun ini sekaligus meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya operasional. Dalam melakukannya, kami tidak akan mengkompromikan nilai-nilai utama kami: Keselamatan jiwa merupakan hal terpenting, Menghargai kelestarian bumi dan komunitas kita," beber Febriany.