Rabu, 12 Oktober 2022 11:40

Di AS, Mentan SYL Tekankan Pentingnya Kolaborasi Global Atasi Krisis Pangan

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (kiri).
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (kiri).

“Jangan biarkan satu orang pun tertinggal di belakang, leaving no one behind,” tegas Mentan SYL.

RAKYATKU.COM, WASHINGTON DC - Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL), menekankan pentingnya kolaborasi global untuk mengatasi krisis pangan yang saat ini banyak mengancam negara-negara di dunia.

Pernyataan tersebut ia utarakan di hadapan para Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian Negara-Negara G20 yang hadir pada Joint Finance and Agriculture Ministers’ Meeting (JFAMM) G20 di Washington DC, Amerika Serikat AS).

Pertemuan yang juga dihadiri negara undangan dan internasional organisasi bidang keuangan dan pertanian ini, diselenggarakan untuk merespons ancaman kerawanan pangan dan gizi global.

Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

Mentan SYL menjelaskan, sebagai bagian dari komunitas global, G20 berkomitmen mendukung peran krusial dari sektor pertanian dalam menyediakan pangan dan gizi bagi semua orang dan menjamin pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

“Jangan biarkan satu orang pun tertinggal di belakang, leaving no one behind,” tegas Mentan SYL saat memberikan keterangan pers usai pelaksanaan kegiatan JFAMM.

Lebih lanjut, Mentan SYL mengatakan untuk mempercepat pemulihan dan membangun sektor pertanian dunia yang lebih kuat dan tangguh, para Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian G20 telah berkomitmen untuk menghadirkan solusi bersama dalam bentuk skema pendanaan global untuk penanganan tiga isu prioritas sektor pertanian dan pangan.

Baca Juga : Pj. Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran atas Solusi Cepat Bagi Petani

Pertama, mempromosikan sistem pertanian dan pangan yang tangguh dan berkelanjutan.

Kedua, mempromosikan perdagangan pertanian yang terbuka, adil, dapat diprediksi, transparan, dan non-diskriminatif untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pangan bagi semua.

Ketiga, Mempromosikan kewirausahaan pertanian inovatif melalui pertanian digital untuk meningkatkan penghidupan petani di perdesaan.
 
Mentan SYL menjelaskan, ketiga isu prioritas tersebut saling berkaitan dan dibutuhkan sentuhan teknologi serta inovasi dalam mewujudkannya.

Baca Juga : Halal Bihalal Kementerian Pertanian, Mentan Amran Bicara Cinta Membangun Pertanian Gemilang

“Dalam konteks implementasinya, kita yakini bahwa teknologi dan inovasi menjadi kunci utama dalam upaya pengembangan sistem pertanian dan pangan yang berkelanjutan” terangnya.

Sementara itu, di lokasi yang sama, Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani, menyampaikan, "Presidensi G20 Indonesia telah menegaskan kembali komitmennya untuk menggunakan semua perangkat kebijakan yang tepat untuk mengatasi tantangan ekonomi dan keuangan saat ini, termasuk risiko kerawanan pangan. G20 siap untuk mengambil tindakan kolektif yang cepat tentang ketahanan pangan dan gizi, termasuk dengan bekerja sama dengan inisiatif lain."

JFAMM dilakukan sebagai tindak lanjut hasil pertemuan Deputi Keuangan dan Pertanian G20 atau Joint Finance and Agriculture Deputies Meeting (JFADM) pada 3 Oktober lalu.

Baca Juga : Kebut Optimalisasi Lahan, Kementan Gelar Tanam Padi Perdana di Kalimantan Tengah

Pertemuan tingkat menteri yang pertama ini diharapkan dapat menjadi dasar koordinasi erat untuk menentukan cara terbaik dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan ke depan.

#Kementerian Pertanian #Syahrul Yasin Limpo