Kamis, 22 September 2022 12:01
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Barru (Disdikbud) Kabupaten Barru, Andi Adnan.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, BARRU - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Barru (Disdikbud) Kabupaten Barru punya data Anak Tak Sekolah (ATS) di Barru pada 2020. Isinya pun mengejutkan.

 

Jumlah ATS se-Barru mencapai 576 orang. Jumlah ini setara rata-rata penduduk dusun di Barru. Misalnya, di Dusun Tompo, Desa Tompo, yakni 536 orang. ATS ini kebanyakan berumur 5-18 tahun.

Dua kecamatan memiliki jumlah data ATS tertinggi, yakni Pujananting 167 anak dan Tanete Riaja 169 anak.

Baca Juga : Bupati Barru Tekankan Pentingnya Suara Anak dalam Pembangunan Daerah

Selain data ATS, Disdikbud Barru juga punya ada data Anak Putus Sekolah (APS). Jumlahnya 345 orang. Mulai jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

 

Secara akumulasi, jumlah APS tertinggi pada jenjang SMP, yakni 166 orang. Sementara, kecamatan terbanyak APS berada di Mallusetasi dengan jumlah 206 orang.

Kepala Disdikbud Barru, Andi Adnan, mengatakan jumlah ATS dan APS pada 2022 ini kemungkinan akan lebih banyak. Apalagi, kata dia, dipengaruhi pandemi Covid-19 menyebabkan anak enggan bersekolah.

Baca Juga : Bupati Barru Ajak Petani Tingkatkan Produktivitas Melalui Tradisi Mappalili

"Penyebab Anak Tak Sekolah dan Anak Putus Sekolah yang mendominasi adalah mengikuti orang tua bekerja. Mereka tidak mau lagi bersekolah karena sudah kenal dengan namanya cari uang sendiri," ungkap Adnan, Kamis (22/9/2022).

Pada 2022 ini, lewat program Penanganan Anak Tidak Sekolah Berbasis Aksi Kolaborasi (Pasti Beraksi) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan stakeholder lainnya untuk mendata ATS dan APS di Barru.

"Kami berharap punya data terbaru soal ATS dan APS lewat pendataan program ini. Diharapkan pula jika data jumlah pasti sudah dipegang kami bisa lebih masif mengedukasi masyarakat. Mengubah pola pikir agar mau kembali bersekolah," ucapnya.