RAKYATKU.COM -- Korea Utara (Korut) menuduh Amerika Serikat (AS) melakukan "terorisme biologis", termasuk melakukan eksperimen menggunakan patogen berbahaya di wilayah Ukraina dan menyebarkan penyakit menular.
"AS adalah negara teroris biologis. AS telah mendirikan banyak laboratorium biologis di puluhan negara dan wilayah, termasuk Ukraina," kata Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Minggu, (24/7/2022).
Korut menuduh Washington mempercepat pengembangan senjata biokimia yang mengancam kehidupan dan keamanan umat manusia.
Baca Juga : AS Kirim VAMPIRE ke Ukraina
KCNA mengatakan bahwa distribusi biolab AS di seluruh dunia sesuai dengan di mana wabah berbagai penyakit telah terdaftar dalam beberapa tahun terakhir. Lokasi ini sebagian besar berkerumun di sekitar negara-negara anti-Amerika.
"Sama sekali tidak kebetulan bahwa pernyataan dibuat bahwa AS berada di balik krisis epidemi [coronavirus] ganas yang membingungkan komunitas internasional," kata KCNA.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan dalam sebuah artikel untuk surat kabar Izvestia pekan lalu bahwa Washington mencoba untuk membenarkan dirinya sendiri dengan mengklaim bahwa aktivitas biologis AS di Ukraina adalah damai, tetapi masih belum ada bukti tentang hal ini.
Baca Juga : Penembakan Massal Terjadi di Berbagai Kota AS, Lebih dari 12 Orang Tewas
Menurut Lavrov, "temuan" tertentu di biolab militer di Donbas menunjukkan pelanggaran langsung terhadap Konvensi Senjata Biologis.
Pada tanggal 9 Juni, Departemen Pertahanan AS mengatakan bahwa Amerika Serikat telah membantu memberikan dukungan kepada 46 laboratorium biologi di Ukraina untuk meningkatkan keamanan biologis dan memantau penyakit.
Pada bulan Februari, Kementerian Pertahanan Rusia menemukan keberadaan 30 laboratorium biologi militer yang didanai AS di Ukraina.
Baca Juga : Kremlin Tuduh AS Terlibat dalam Dugaan Upaya Pembunuhan Putin
Menurut Moskow, Washington telah menghabiskan lebih dari $200 juta untuk mengembangkan senjata biologis di fasilitas tersebut.
Rusia juga mengatakan bahwa laboratorium yang terungkap di Ukraina hanya merupakan bagian kecil dari jaringan global lebih dari 300 fasilitas serupa.
Sumber: Sputnik