Rabu, 08 Juni 2022 13:04

Kementan Usung Digitalisasi Sektor Pertanian Perkuat Ketahanan Pangan

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Pertemuan AFSIS ke-20 dihelat di Jakarta selama dua hari, Rabu (8/6/2022) dan Kamis (9/6/2022).
Pertemuan AFSIS ke-20 dihelat di Jakarta selama dua hari, Rabu (8/6/2022) dan Kamis (9/6/2022).

Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi diadopsi pada pembangunan pertanian di Indonesia, baik pada kegiatan on-farm maupun off-farm, peningkatan kapabilitas penyuluh dan petani, sebagai sarana dalam melakukan koordinasi dan komunikasi antar stakeholder, dalam monitoring ketersediaan dan distribusi produksi pertanian, serta dalam kegiatan pendataan pertanian.

RAKYATKU.COM, JAKARTA - Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) selaku focal point kerja sama Agriculture and Food Security Information System (AFSIS) menjadi tuan rumah pertemuan focal point ke-20. Pada sidang AFSIS ke-20 ini, Kementan mengusung digitalitasi sektor pertanian sebagai solusi penguatan ketahanan pangan.

Sekretaris Jenderal Kementan, Kasdi Subagyono, mengatakan para pemimpin negara ASEAN telah sepakat untuk berkomitmen bersama dalam mengatasi dampak pandemi COVID-19 melalui penguatan ketahanan pangan dan gizi di wilayah. Menurutnya, sangat penting untuk mempromosikan tindakan kolaboratif khususnya dalam menyediakan data dan informasi dengan mitra dialog seperti ASEAN +3 dan organisasi internasional untuk mendukung pemenuhan komitmen tersebut.

“Kami mengingatkan untuk memberikan perhatian yang lebih terkait isu perubahan iklim pengaruhnya terhadap pertanian dan ketahanan pangan serta masih adanya ketegangan politik di wilayah Laut Hitam yang sedikit banyak berdampak pada sektor pertanian secara keseluruhan. Dalam situasi seperti itu, AFSIS dapat berperan penting dalam menyediakan data dan informasi untuk membantu pembuat kebijakan guna membuat keputusan sebaik mungkin,” demikian dikatakan Kasdi saat membuka pertemuan AFSIS ke-20 tersebut yang dihelat di Jakarta, Rabu (8/6/2022).

Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone

Perlu diketahui, AFSIS merupakan kerja sama regional 10 negara di ASEAN +3 (Cina, Jepang, dan Korea Selatan) dengan tujuan memperkuat ketahanan pangan di wilayah ASEAN melalui pengumpulan, analisis, serta penyajian data dan informasi ketahanan pangan. Pertemuan ini dilaksanakan secara hybrid selama dua hari, 8 dan 9 Juni 2022.

Ketua Delegasi Indonesia, Anna Astrid, selaku tuan rumah memaparkan tentang digitalisasi pertanian guna mendukung pencapaian ketahanan pangan di Indonesia. Ia menjelaskan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi diadopsi pada pembangunan pertanian di Indonesia, baik pada kegiatan on-farm maupun off-farm, peningkatan kapabilitas penyuluh dan petani, sebagai sarana dalam melakukan koordinasi dan komunikasi antar stakeholder, dalam monitoring ketersediaan dan distribusi produksi pertanian, serta dalam kegiatan pendataan pertanian.

"Untuk menopang pilar ketersediaan pangan, Indonesia menyusun program food estate yang difokuskan untuk pengembangan smart farming. Kemudian, saat ini Indonesia telah mengembangkan penggunaan Internet of Thing (IoT) pada kegiatan on-farm,” papar Anna.

Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel

Dalam monitoring kondisi pertanaman, lanjut Anna, Kementan mengembangkan sistem aplikasi menggunakan teknologi remote sensing. Untuk menyokong pilar aksesibilitas pangan, Kementan bekerja sama dengan e-commerce dan transportasi online dalam memperlancar pemasaran dan distribusi komoditas pertanian sekaligus mengatasi permasalahan yang mencuat sejak adanya pandemi COVID-19 pada 2020 lalu.

“Digitalisasi pertanian juga dilaksanakan guna memperkuat peran penyuluh dalam melakukan pembinaan kepada petani sekaligus mengenalkan teknologi TIK pada kegiatan budi daya dan pemasaran hasil kepada petani. Kementan membangun aplikasi yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas produk pangan demi mendukung pilar utilisasi pada program ketahanan pangan,” terangnya.

“Terakhir, guna mendukung pilar stabilisasi, Kementan membangun sistem monitoring stok pangan, di mana input dan pelaporan data dilakukan secara online. Semua program tersebut selaras dengan slogan Kementan saat ini yakni menuju pertanian yang maju, mandiri dan modern,” imbuh Anna.

Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

Sebagai informasi, pertanian ini dipimpin langsung oleh Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Roby Darmawan, selaku focal point Indonesia. Rapat membahas hasil implementasi kegiatan AFSIS 2021 dan rencana kerja 2022 serta mekanisme keberlanjutan kegiatan AFSIS 2022-2025. Beberapa organisasi yang selama ini mendukung kegiatan AFSIS berpartisipasi dalam rapat dengan menyajikan laporan kemajuan kegiatan kolaborasi yang dilakukan dengan AFSIS 2021.

Adapun delegasi yang hadir fisik pada pertemuan ini meliputi tim Sekretariat AFSIS, delegasi dari Kamboja, Jepang, dan Indonesia. Sementara, delegasi yang hadir secara online melalui platform Zoom meliputi delegasi dari Brunei Darussalam, Lao PDR, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Cina, Jepang, dan Korea Selatan, serta perwakilan dari Asean Plus Three Emergency Rice Reserve (APTERR), perwakilan dari Remote Sensing Technology Center of Japan (RESTEC), perwakilan dari The Korea Agency of Education, Promotion, and Information Service in Food, Agriculture, Forestry, and Fisheries (EPIS), serta Perwakilan dari SEAA Research LLC. (*)

#Kementerian Pertanian