Sabtu, 04 Juni 2022 08:59

Joe Biden Bakal Kunjungi Arab Saudi, Negara yang Pernah Disebutnya Hina

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, akan mengunjungi Arab Saudi. (Foto: ABC News)
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, akan mengunjungi Arab Saudi. (Foto: ABC News)

Sejumlah sumber anonim menyatakan bahwa Joe Biden akan mampir ke Arab Saudi dalam kunjungan kerja internasional selanjutnya, seperti yang telah lama dirumorkan.

RAKYATKU.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, bakal mengunjungi Arab Saudi pada Juni ini, menurut sejumlah laporan yang terbit, Kamis (2/6/2022). Hal itu berseberangan dengan sikap Biden sebelumnya yang sempat menyerukan agar kerajaan itu menjadi paria alias negara yang hina.

Laporan mengenai keputusan itu muncul beberapa jam setelah Arab Saudi membahas dua prioritas utama Biden dan menyetujui kenaikan produksi minyak dan membantu memperpanjang gencatan senjata di Yaman yang dilanda perang.

The New York Times, The Washington Post, dan CNN, mengutip sejumlah sumber anonim menyatakan bahwa Biden akan mampir ke Arab Saudi dalam kunjungan kerja internasional selanjutnya, seperti yang telah lama dirumorkan.

Baca Juga : Masih Ada 26 Jemaah Haji Indonesia 1444 H Dirawat di RS Arab Saudi

CNN mengatakan Biden akan menemui pemimpin de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang dituduh oleh intelijen AS telah memerintahkan pembunuhan terhadap Jamal Khashoggi, wartawan pembangkang Arab Saudi, pada 2018.

Juru Bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, mengatakan dirinya tidak memiliki pengumuman apa pun terkait rencana perjalanan Biden. "Presiden akan mencari peluang untuk berkomunikasi dengan para pemimpin kawasan Timur Tengah," kata dia.

Biden berencana menghadiri KTT NATO di Spanyol dan KTT G7 di Jerman bulan ini.

Baca Juga : Satu Jemaah Haji Pulang ke Tanah Air Usai Jalani Perawatan di Arab Saudi

Ia juga diperkirakan akan mengunjungi Israel. Seperti di Arab Saudi, ia juga akan menghadapi pertanyaan tajam tentang diplomasi AS yang lamban menyangkut saingan kedua negara tersebut yaitu Iran.

Saat berkampanye dalam pemilihan presiden lalu, Biden menyerukan agar para pemimpin Saudi diperlakukan sebagai "paria sebagaimana mestinya" menyusul hubungan akrab pemerintahan AS saat itu di bawah Donald Trump dengan kerajaan ultrakonservatif itu.

Tak lama setelah dilantik sebagai presiden, Biden merilis laporan intelijen yang menyatakan bahwa pangeran mahkota Saudi mengizinkan pembunuhan Khashoggi. Pemerintah Biden lantas memberlakukan pembatasan visa terhadap puluhan warga Saudi yang dituduh mengancam para pembangkang kerajaan. (*)

Baca Juga : Arab Saudi Beri Penghargaan Tiga Negara Pengirim Jemaah Haji Terbanyak

Sumber: AFP, VOA

#Amerika Serikat #Joe BIden #arab saudi