RAKYATKU.COM -- Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan militer Rusia telah mengambil langkah untuk meminimalkan risiko jika Ukraina mendapat beberapa peluncur roket jarak jauh dari Amerika Serikat (AS).
"Lembaga terkait kami, termasuk Kementerian Pertahanan dan penjaga perbatasan, memahami semua risiko, mereka mengevaluasinya secara komprehensif dan mengambil tindakan yang diperlukan," kata Peskov, dilansir dari TASS, Kamis (2/6/2022).
Peskov yakin bahwa AS sengaja memprovokasi Ukraina dengan memberikan senjata ke Kiev.
Baca Juga : Tekanan Barat Mendekatkan Tiongkok dan Rusia
"Tidak ada yang baru dalam hal itu, kami percaya bahwa AS sengaja dan susah payah menuangkan bensin ke api. AS jelas mengejar kebijakan untuk melawan Rusia sampai Ukraina terakhir," kata juru bicara Kremlin, mengomentari rencana Washington untuk memberikan beberapa peluncur roket ke Kiev.
Menurut Peskov, persediaan semacam ini tidak mungkin membuat para pemimpin Ukraina bersedia melanjutkan pembicaraan damai.
"Inilah sebabnya kami tentu saja negatif tentang hal itu," ujar juru bicara kepresidenan Rusia itu.
Baca Juga : Rusia: Pemimpin Kelompok Wagner Dipastikan Tewas dalam Kecelakaan Pesawat
Seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan sebelumnya bahwa Washington akan mengumumkan paket bantuan militer ke-11 ke Ukraina pada hari Rabu, yang akan mencakup beberapa peluncur roket, yaitu HIMARS (Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi).
Dia menunjukkan, bagaimanapun, bahwa Ukraina telah meyakinkan AS bahwa sistem roket itu tidak akan digunakan untuk menyerang sasaran di Rusia. Pejabat itu menambahkan bahwa jangkauan peluncur roket tidak akan melebihi 80 kilometer.