Rabu, 25 Mei 2022 13:36

Dekan FKH Unair Apresiasi Penanganan PMK di Jawa Timur

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

"Saya melihat pemdanya luar biasa karena betul-betul turun langsung ke lapangan. Jadi begitu ada arahan dari pemerintah pusat, semua jajaran bekerja cepat. Saya kira ini sangat luar biasa sekali," ucap Prof. Mirni Lamid.

RAKYATKU.COM, SURABAYA - Dekan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair), Prof. Mirni Lamid, menyebut penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK) memerlukan respons dan kerja cepat.

Hingga saat ini, kata dia, penanganannya telah dilaksanakan maksimal, baik oleh pemerintah pusat maupun daerah. "Kami harapkan masyarakat tidak boleh panik karena penanganan PMK di Jawa Timur terus dilakukan secara maksimal," ujarnya saat dihubungi pada Selasa (24/5/2022).

Mirni mengapresiasi kerja sama Kementerian Pertanian (Kementan) dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) dalam menangani PMK. Pemprov Jawa Timur dinilai sigap dan selalu siap merespons semua informasi yang masuk melalui posko darurat.

Baca Juga : Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

"Saya melihat pemdanya luar biasa karena betul-betul turun langsung ke lapangan. Jadi begitu ada arahan dari pemerintah pusat, semua jajaran bekerja cepat. Saya kira ini sangat luar biasa sekali," ucapnya.

Menurut Mirni, Pemprov Jatim juga menginstruksikan semua kabupaten/kota yang ada untuk melakukan penyemprotan kandang dan semua manusia yang keluar masuk area kandang. Kemudian melakukan penyuntikan vitamin untuk menambah daya tahan imun tubuh hewan.

"Kandang dan tiap dindingnya secara rutin terus dilakukan penyemprotan. Sapi dan bagian bagian yang sakitnya terus dilakukan pengobatan. Semua tiga pilar (pemerintah daerah, TNI, dan Polri) bekerja cepat dan meresponsnya secara sigap," katanya.

Baca Juga : Irjen Kementan Jebolan KPK Naik Pangkat Bintang Tiga

Meski demikian, Mirni berharap aturan lockdown dapat dilonggarkan untuk menghidupkan perekonomian masyarakat. Baginya, pengiriman boleh tetap dilakukan untuk sapi yang sehat dan telah melalui pemeriksaan dokter hewan.

"Yang tidak boleh itu sapi dalam keadaan sakit atau yang terkonfirmasi positif. Kalau sapi yang sehat menurut saya boleh dikirim karena itu bisa membantu ekonomi peternak dan masyarakat luas," katanya.

Mirni menyebutkan, saat ini penanganan PMK di Jatim terus dilakukan melalui berbagai cara. Salah satunya adalah pencegahan penularan melalui kanal virtual maupun sosialisasi langsung bersama mahasiswa fakultas kedokteran hewan.

Baca Juga : Kementan - TNI Bersinergi Wujudkan Lampung Jadi Sentra Produksi Beras Nasional

"Yang pasti kita terus melakukan sosialisasi baik terhadap peternak maupun masyarakat luas," tuturnya. (*)

#Universitas AIrlangga #Kementerian Pertanian #Syahrul Yasin Limpo