Rabu, 27 April 2022 21:36

Safari Ramadan Tampung Aspirasi di 14 Kecamatan, Pemkab Wajo Berupaya Carikan Solusi

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Bupati Wajo, Amran Mahmud (kedua kanan), saat satu kunjungan ke masjid dalam agenda safari Ramadan 1443 H/2022 M.
Bupati Wajo, Amran Mahmud (kedua kanan), saat satu kunjungan ke masjid dalam agenda safari Ramadan 1443 H/2022 M.

Total Bupati Wajo, Amran Mahmud, bersama Ketua TP PKK Wajo, Sitti Maryam, serta jajaran kepala organisasi perangkat daerah (OPD), mendatangi 63 desa/kelurahan.

RAKYATKU.COM, WAJO - Safari Ramadan 1443 H/2022 M Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo rampung. Berlangsung dua pekan, tepatnya 16 hari, dengan mengunjungi seluruh 14 kecamatan di Bumi Lamaddukelleng. Dengan konsep berbeda, jajaran pemerintah yang datang menjadikannya ajang silaturahmi sekaligus mendengar aspirasi masyarakat.

Safari perdana dimulai Senin (11/4/2022) dengan kunjungan ke Kecamatan Bola. Selanjutnya berturut-turut ke Kecamatan Pammana, Tanasitolo, Takkalalla, Pitumpanua, Maniangpajo, Sabbangparu, Tempe, Gilireng, Belawa, Penrang, Keera, dan Majauleng. Sajoanging jadi kecamatan terakhir pada Selasa (26/4/2022).

Total Bupati Wajo, Amran Mahmud, bersama Ketua TP PKK Wajo, Sitti Maryam, serta jajaran kepala organisasi perangkat daerah (OPD), mendatangi 63 desa/kelurahan. Setidaknya ada 80 titik kunjungan, termasuk 50 masjid, dan 14 rumah tokoh masyarakat. Ada juga beberapa fasilitas yang dikunjungi sebelum berbuka puasa.

Baca Juga : DPRD Wajo Gelar Rapat Paripurna LKPJ Tahun 2023 Bersama Pj Bupati

Pada tiap titik jajaran Pemkab Wajo membuka sesi dialog dengan masyarakat setempat. Bupati Wajo bersama wakilnya maupun Ketua TP PKK Wajo akan bergantian menyampaikan apa saja langkah pembangunan dan program pemerintah. Para kepala OPD juga sengaja diikutsertakan dalam rombongan untuk menjawab aspirasi masyarakat.

Sedari safari Ramadan dimulai, Amran Mahmud telah menyampaikan bahwa konsep tahun ini sengaja dibuat berbeda. Jika biasanya dilakukan seluruhnya pada malam hari, sejak buka puasa, salat Magrib, Isya, dan diakhiri tarawih berjemaah, maka pada Ramadan tahun ini dimulai sejak siang hari. Rombongan yang ikut memulainya dengan salat Zuhur berjemaah dengan warga di lokasi.

Kepala daerah yang juga dikenal sebagai dai ini menjelaskan bahwa konsep tersebut diterapkan dimaksudkan untuk lebih mendekatkan diri dengan masyarakat, bersilaturahmi sekaligus mendengarkan aspirasi masyarakat.

Baca Juga : Bersama Pj Bupati dan Forkopimda Kabupaten Wajo Tanam dan Panen Perdana Cabai di Majauleng

"Kalau tahun-tahun sebelumnya, safari Ramadan hanya memanfaatkan waktu buka puasa, salat Magrib hingga salat tarawih, maka Ramadan tahun ini kita maksimalkan mulai salat Zuhur hingga salat tarawih di masjid yang berbeda. Rata-rata kita kunjungi empat masjid di desa/kelurahan yang berbeda pada setiap kecamatan dalam satu hari," sebut Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim (ICMI) Wajo ini, Rabu (27/4/2022).

Amran Mahmud pun menyampaikan terima kasih kepada seluruh camat, kepala desa, lurah, tokoh masyarakat, serta masyarakat yang menerima dan menyukseskan pelaksanaan safari Ramadan di wilayah masing-masing.

"Begitu juga kita apresiasi dan sampaikan terima kasih kepada Wakil Bupati, Ketua TP PKK, para kepala OPD bersama jajaran, serta Bagian Kesra yang selama ini setia mendampingi dalam pelaksanaan safari Ramadan hingga selesai. Sekali lagi terima kasih maneng (semuanya)," terang kepala daerah bergelar doktor ini.

Baca Juga : Menyusun RKPD Tahun 2025, Pemkab Wajo Gelar Musrenbang

Amran Mahmud juga menyampaikan permohonan maaf kepada kepala desa, lurah, tokoh, dan masyarakat yang wilayah atau masjidnya belum sempat dikunjungi sebagai titik safari Ramadan.

"Tentu ini hanya karena keterbatasan waktu. Meski demikian, itu tidak mengurangi kepedulian dan harapan kami untuk tetap menjaga jalinan silaturahim kepada semua. Jika ada hal-hal yang ingin disampaikan, bisa melalui camat atau kepala desa/lurah setempat untuk selanjutnya diteruskan kepada kami," ucap Ketua DPD PAN Wajo ini.

Amran Mahmud menjelaskan bahwa semua aspirasi masyarakat semua berusaha dicarikan solusi, termasuk yang membutuhkan komunikasi ke pemerintah tingkat atas.

Baca Juga : Kunjungan Kerja di Wajo, Menteri PPPA Monitoring dan Evaluasi Praktik Baik Pencegahan Perkawinan Anak

"Seperti aspirasi masyarakat di Kecamatan Sabbangparu yang meminta agar ketinggian air di bendung gerak kalau bisa diturunkan dari elevasi 5 meter ke elevasi 3 meter. Hari ini kami jadwalkan akan menemui Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang di Makassar untuk menyampaikan aspirasi masyarakat tersebut," tutur Amran Mahmud. (*)

Penulis : Abd Rasyid. MS
#pemkab wajo #Amran Mahmud