Sabtu, 16 April 2022 13:42
Penampakan kapal perang sebelum tenggelam di Laut Hitam. (Foto: AP/Pavel Golovkin)
Editor : Nur Hidayat Said

 

 

RAKYATKU.COM, KYIV - Rusia menggempur pabrik roket Ukraina setelah kehilangan kapal perang ikoniknya di Laut Hitam, sementara Pentagon, Jumat (15/4/2022), mendukung klaim Ukraina bahwa Kyiv telah menenggelamkan kapal perang Rusia bernama "Moskva" dengan serangan rudal jelajah.

Pabrik Vizar, dekat bandara internasional Kyiv, rusak berat dalam serangan semalam, ungkap kesaksian wartawan AFP.

Baca Juga : Tekanan Barat Mendekatkan Tiongkok dan Rusia

Rusia mengatakan pihaknya telah menggunakan rudal jarak jauh dari markas lautnya untuk menghantam pabrik, yang menurut produsen rudal milik Ukraina itu memproduksi rudal jelajah Neptunus.

 

“Ada lima tembakan. Karyawan saya berada di kantor dan terlempar akibat ledakan itu,” kata Andrei Sizov, pemilik bengkel kayu berusia 47 tahun, kepada AFP.

“Mereka membuat kami menebus kehancuran kapal (perang) Moskva,” ungkapnya. Serangan ke pabrik itu merupakan serangan besar Rusia pertama di sekitar ibu kota Ukraina dalam lebih dari dua pekan terakhir.

Baca Juga : Rusia: Pemimpin Kelompok Wagner Dipastikan Tewas dalam Kecelakaan Pesawat

Pejabat pentagon menyatakan bahwa Ukraina telah menyerang Moskva dengan dua rudal Neptunes--bertentangan dengan klaim Rusia bahwa kapal itu kehilangan keseimbangan di tengah arus laut yang kencang ketika kapal itu ditarik ke pelabuhan setelah terjadi ledakan amunisi di atasnya.

Moskva telah menjadi armada laut utama Rusia dalam konflik selama tujuh pekan terakhir. Nasib lebih dari 500 awal kapal itu masih belum diketahui dengan pasti.

Pejabat Pentagon mengatakan, korban selamat terpantau dievakuasi oleh kapal-kapal Rusia lainnya. Namun, menurut otoritas Ukraina, cuaca buruk membuat operasi penyelamatan tidak mungkin dilakukan.

Baca Juga : Putin Angkat Bicara Terkait Kecelakaan Pesawat yang Diduga Tewaskan Bos Wagner

Armada Rusia di Laut Hitam telah memblokade kota pelabuhan Mariupol yang terkepung, di mana para pejabat Rusia mengatakan, mereka memegang kendali penuh, meski pejuang Ukraina masih bersembunyi di pabrik baja yang layaknya benteng di kota itu. (*)

Sumber: AFP, VOA Indonesia