Kamis, 14 April 2022 22:29
Juru Bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov, (Foto: Mikhail Metzel/TASS)
Editor : Usman Pala

RAKYATKU.COM, -- Juru Bicara Presiden Rusia, Dmitry Peskov mengatakan Vladimir Putin pada prinsipnya tidak pernah menolak untuk mengadakan pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, tetapi sebuah dokumen harus disusun sebelum pertemuan tersebut.

 

"Tidak ada novasi rinci mengenai masalah ini. Kami telah berbicara tentang pertemuan ini dengan mengatakan bahwa pada prinsipnya Presiden Rusia tidak pernah menolaknya, tetapi kondisi tertentu harus diatur sebelum pertemuan ini, yaitu teks dokumen," kata Peskov, Kamis (14/4/2022).

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Selasa bahwa dia percaya bahwa hanya Ankara yang mampu membantu mencapai kemajuan dalam negosiasi yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.

Baca Juga : Tekanan Barat Mendekatkan Tiongkok dan Rusia

Namun, Presiden Rusia Putin mengatakan pada hari Selasa bahwa Kiev mendorong negosiasi dengan Moskow ke jalan buntu lagi dengan menyimpang dari kesepakatan yang dicapai selama putaran Istanbul.

 

Perundingan Rusia-Ukraina dimulai pada 28 Februari dengan beberapa pertemuan antara kedua delegasi diadakan di Belarus. Kemudian, para perunding melanjutkan kontak melalui konferensi video. Pada 29 Maret, putaran pembicaraan tatap muka baru diadakan di Istanbul.

Operasi militer khusus Rusia di Ukraina

Baca Juga : Rusia: Pemimpin Kelompok Wagner Dipastikan Tewas dalam Kecelakaan Pesawat

Pada 21 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pengakuan kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk. Rusia mengakui republik Donbass sesuai dengan konstitusi DPR dan LPR dalam batas-batas wilayah Donetsk dan Lugansk pada awal 2014.

Presiden Rusia Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada 24 Februari bahwa sebagai tanggapan atas permintaan para kepala republik Donbass, dia telah membuat keputusan untuk melakukan operasi militer khusus di Ukraina untuk melindungi orang-orang "yang telah menderita pelecehan. dan genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun."

Pemimpin Rusia menekankan bahwa Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina, mencatat bahwa operasi itu ditujukan untuk denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina. DPR dan LPR melancarkan operasi untuk membebaskan wilayah mereka di bawah kendali Kiev.

Baca Juga : Putin Angkat Bicara Terkait Kecelakaan Pesawat yang Diduga Tewaskan Bos Wagner

Sumber: TASS