Sabtu, 09 April 2022 13:30

KTNA Apresiasi Keberhasilan Petani Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Sebagai informasi, berdasarkan angka perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS) sejak 2019 produktivitas beras nasional mencapai 5,11 ton/hektare, kemudian meningkat 5,13 ton/hektare pada 2020, kemudian meningkat lagi 5,22 ton/hektare pada 2021.

RAKYATKU.COM, JAKARTA - Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, M. Yadi Sofyan Noor, mengapresiasi capaian kerja Kementerian Pertanian (Kementan) dalam meningkatkan produktivitas padi selama beberapa tahun terakhir. Menurut Yadi, keberhasilan tersebut merupakan wujud nyata dari pengembangan benih unggul dan pemupukan berimbang serta koordinasi intens di lapangan.

"Kita parut bersyukur karena sektor pertanian di era Pak Menteri (Syahrul Yasin Limpo) produksi beras dan jagung kita mengalami peningkatan dan terhadap beberapa komoditi pangan kita tidak perlu lagi impor. Bahkan, kita bisa melakukan ekspor. Padahal, kita tahu bahwa dua tahun terakhir dunia dibombardir dengan pandemi COVID-19," ujar Yadi, Sabtu (9/4/2022).

Sebagai informasi, berdasarkan angka perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS) sejak 2019 produktivitas beras nasional mencapai 5,11 ton/hektare, kemudian meningkat 5,13 ton/hektare pada 2020, kemudian meningkat lagi 5,22 ton/hektare pada 2021.

Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone

Adapun dilihat dari data badan pangan dunia FAO, Indonesia menduduki peringkat kedua dari 9 negara FAO di Benua Asia dengan produktivitas tertinggi. Urutannya, pertama Vietnam memiliki produktivitas 5,89 ton/hektare, kedua Indonesia 5,19 ton/hektare, selanjutnya Bangladesh 4,74 ton/hektare, Filipina 3,97 ton/hektare, India 3,88 ton/hektare, Pakistan 3,84 ton/hektare, Myanmar 3,79 ton/hektare, dan Kamboja 3,57 ton/hektare.

Melihat data ini, Yadi mengingatkan bahwa pertanian Indonesia di kancah dunia tak bisa dianggap remeh. Indonesia adalah negara agraris dengan potensi besar dan memiliki pengelolaan yang sangat baik.

"Kolaborasi pemerintah dan petani yang membuat ketersediaan pangan kita selalu terjaga bahkan cenderung surplus setiap tahunnya," katanya.

Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel

Sebelumnya, Ketua Bidang Kajian Kebijakan Pertanian pada Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi), Edi Santosa, menilai upaya Kementan dalam meningkatkan produksi padi dan jagung perlahan, tetapi pasti mulai menunjukan hasil positif.

Menurut Edi, peningkatan produksi di era kepemimpinan Mentan SYL tak lepas dari pengembangan kualitas benih, penyediaan pupuk, dan penggunaan alat mesin pertanian.

"Saya kira peningkatan ini tidak lepas dari tiga hal itu tadi dan menurut saya inilah yang disebut pertanian maju, mandiri, dan modern dibawah Menteri SYL," katanya.

Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

Terpisah, pengamat pangan dari Universitas Brawijaya, Mangku Purnomo, mengapresiasi keberhasilan Kementan dalam meningkatkan produksi padi dan jagung nasional. Baginya, keberhasilan ini merupakan bukti bahwa Indonesia adalah negara pertanian yang sangat kuat dan bisa diperhitungkan di kancah internasional.

"Yang pasti kita telah menunjukkan kepada negara-negara di dunia bahwa kita adalah bangsa pertanian terkuat yang memiliki potensi besar di sektor pertanian," katanya. (*)

#Kementerian Pertanian #KTNA #Syahrul Yasin Limpo