Jumat, 01 April 2022 20:22
Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM - Hasil sidang isbat Kementerian Agama (Kemenag) memutuskan awal puasa atau 1 Ramadan 1443 Hijriah/2022 Masehi jatuh pada Ahad (3/4/2022).

 

Keputusan ini diambil berdasarkan hasil sidang isbat penentuan awal Ramadan 1443 H yang dipimpin langsung Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas.

Sidang isbat menghasilkan ketetapan bahwa hilal tidak terpantau di sejumlah wilayah pemantauan. "Secara mufakat 1 Ramadan jatuh pada Ahad 3 April 2022," ujar Yaqut membacakan keputusan sidang isbat di Kementerian Agama, Jumat (1/4/2022).

Baca Juga : Menteri Agama RI, Resmikan Wajo Sebagai Kota Wakaf di Indonesia

Sebelumnya, Kemenag memastikan dari 101 titik pemantauan hilal di 34 provinsi Indonesia menunjukkan bahwa posisi hilal 1 Ramadan 1443 Hijriah/2022 Masehi belum terlihat.

 

Hal ini dipaparkan Anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag, Thomas Djamaluddin, dalam seminar posisi hilal sidang isbat pemantauan hilal penetapan 1 Ramadan yang digelar di Kemenag, Jakarta, Jumat (1/4/2022).

"Artinya di Indonesia hilal terlalu rendah dan tak mungkin untuk terlihatnya hilal," kata Thomas

Baca Juga : Ini Penjelasan Kemenag Terkait Azan Magrib pada 5 September 2024

Thomas menjelaskan posisi hilal secara umum di Indonesia pada 1 April 2022 petang ini tingginya kurang dari 2 derajat dan elongasinya kurang dari 6,4 derajat.

Diketahui, Kemenag telah menggunakan kriteria MABIMS atau Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Yaitu tinggi bulan minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat.

"Jadi, dengan kriteria baru MADIMS/RJ2017, yang dikaitkan dengan potensi rukyatul hilal, awal Ramadan, 3 April 2022," kata dia.

Baca Juga : Hasil Sidang Isbat: Pemerintah Tetapkan Iduladha 1445 H Jatuh pada 17 Juni 2024

Thomas mengatakan, berdasarkan pengamatan di Jakarta ketinggian hilal mencapai 1 derajat. Sedangkan di sebagian Jawa dan Sumatera, ketinggian rata-rata di atas 2 derajat.

"Ketinggian hilal secara umum kurang 2 derajat, hanya sebagian Sumatera dan Jawa yang 2 derajat," kata dia.

Diketahui, hilal merupakan bulan sabit kecil yang terlihat tepat setelah matahari terbenam. Kriteria Kemenag untuk menentukan bulan baru dalam kalender Islam ialah tinggi hilal minimal 3 derajat, elongasi bulan ke matahari minimal 6,4 derajat.

Baca Juga : Kemenag Minta Jemaah Umrah Tinggalkan Arab Saudi Sebelum 29 Zulkaidah

Setelah seminar pemantauan hilal ini, rencananya sidang Isbat 1 Syawal 1442H akan dimulai secara tertutup. Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, yang akan memimpin langsung sidang isbat ini.

Sidang akan dihadiri pelbagai pihak. Di antaranya Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, perwakilan ormas-ormas Islam, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), hingga para duta besar negara Islam yang ada di Indonesia. (*)

Sumber: CNN Indonesia