Rabu, 23 Maret 2022 21:01
Pasukan Ukraina tertangkap mencoba melarikan diri dengan menggunakan pakaian wanita. (Foto Sputnik)
Editor : Usman Pala

RAKYATKU.COM -- Pasukan Ukraina telah berusaha untuk menyamar sebagai warga sipil untuk melarikan diri dari pengepungan milisi Rusia dan Donbass di Mariupol.

 

“Yah, untuk satu hal, mereka bersembunyi di belakang warga sipil. Dan kedua, saat kami mengevakuasi warga sipil, mereka mencoba melarikan diri dengan menyamar sebagai warga sipil, ke pihak kami di sini, untuk berbaur di suatu tempat dan melarikan diri,” kata komandan batalyon Milisi Rakyat Donetsk Oleg Kokarev dilansir dari Sputnik, Rabu (23/3/2022).

Bahkan kata Kokarev beberapa dari mereka mencoba melarikan diri dengan menggunakan pakaian wanita.

Baca Juga : Tekanan Barat Mendekatkan Tiongkok dan Rusia

“Hari ini bahkan membuatku tertawa. Dia berpakaian seperti Papadopoulos, anda tahu dari film (Wedding in Malinovka), dalam mantel bulu wanita dengan tumpukan putih besar dan sepatu wanita dan gaun. Dan dia bersumpah bahwa dia adalah warga sipil, bahwa dia tinggal di sini. Nah, anda bisa tahu dengan melihatnya bahwa dia adalah seorang pejuang,” kata komandan itu.

 

Kokarev mengatakan tersangka tentara Ukraina dan pejuang Garda Nasional diinterogasi dan dikirim ke pihak berwenang untuk diinterogasi lebih lanjut setelah ditangkap.

“Anak-anak kami melakukan pekerjaan yang bagus dan bagus. Jadi, kemenangan adalah milik kita, kita akan menang,” tegas Kokarev.

Baca Juga : Rusia: Pemimpin Kelompok Wagner Dipastikan Tewas dalam Kecelakaan Pesawat

Pertempuran Mariupol telah menjadi salah satu yang paling mematikan dalam operasi militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina, dengan pasukan Rusia dan Donbass melibatkan pasukan Ukraina dan gerilyawan neo-Nazi Azov dalam pertempuran dari rumah ke rumah di tengah upaya yang terakhir untuk bersembunyi di daerah pemukiman, dan di pabrik besi dan baja Azovstal.

Mariupol diperkirakan memiliki sebanyak 400.000 penduduk sebelum pertempuran dimulai, dengan kepala Republik Rakyat Donetsk Denis Pushilin mengatakan pada hari Rabu bahwa 150.000 warga sipil masih terjebak di kota di daerah yang dikendalikan oleh formasi nasionalis.

Pasukan Rusia dan DPR dikatakan menguasai sekitar setengah kota. Pada hari Selasa, militer Rusia menyebut situasi kemanusiaan di kota itu "bencana", dan mengatakan bahwa lebih dari 68.000 orang telah dievakuasi dari zona konflik tanpa keterlibatan pemerintah Ukraina. Sebelumnya, pejabat DPR menuduh Kiev sengaja menjebak warga sipil di kota itu.