RAKYATKU.COM - Riset terbaru di Inggris menyebut COVID-19 punya risiko kematian lebih rendah ketimbang influenza (flu).
Ini mengingat varian Omicron yang kini merebak dan memicu lonjakan kasus COVID-19 di banyak negara diyakini memicu gejala sangar mirip dengan flu biasa.
Hal itu diungkap analisis Financial Times. Temuan ini mengacu pada kombinasi tingkat kekebalan yang tinggi dan penurunan keparahan gejala varian Omicron.
Baca Juga : Wali Kota Makassar Ingatkan Varian Baru Covid-19
Tercatat ada lebih dari 80 persen orang berusia 12 tahun ke atas di Inggris telah menerima vaksin COVID-19 dosis lengkap. Sementara, 70 persen dari kelompok ini telah menerima suntikan vaksin COVID-19 booster.
"Apakah Omicron sama dengan flu? Tidak. Tetapi, vaksin telah membuat risiko pada individu menjadi sangat mirip," kata dr. Raghib Ali, peneliti klinis senior dalam epidemiologi di Universitas Cambridge dalam publikasinya dikutip dari News24, Rabu (16/3/2022).
Perhitungan dalam riset itu menunjukkan jumlah kematian akibat COVID-19 di Inggris telah turun hingga jumlahnya di bawah kematian akibat flu musiman.
Baca Juga : Waspada! COVID-19 Varian XBB Terdeteksi di Indonesia
"Angka kematian akibat infeksi COVID-19 turun lebih dari 10 kali lipat, dari sedikit lebih dari 1 persen pada Januari 2021 menjadi 0,1 persen pada Juli ketika kampanye vaksinasi Inggris diluncurkan. Kemunculan Omicron membawa tiga penyakit lebih lanjut. pengurangan lipatan," kata peneliti dalam hasil risetnya.
Berdasarkan perhitungan dalam riset itu, tiap 100 ribu kasus pasien Omicron, 35 di antaranya meninggal dunia. Namun, pada kasus flu dengan jumlah pasien yang sama, 40 pasien meninggal dunia. Temuan ini disebut konsisten tanpa memandang faktor usia. (*)