RAKYATKU.COM,-- Pembicaraan putaran pertama antara menteri luar negeri Rusia dan Ukraina telah gagal menghasilkan kesepakatan gencatan senjata. Pertemuan tersebut berlangsung di Resor Anatalya, Turki, Kamis, (10/3/2022).
Berbicara setelah pertemuan di Turki, Dmytro Kuleba mengatakan bahwa tuntutan yang diajukan Menlu Rusia Sergei Lavrov sama dengan penyerahan diri.
Baca Juga : Tekanan Barat Mendekatkan Tiongkok dan Rusia
Kuleba mengatakan tidak mudah untuk mendengarkan Lavrov selama pertemuan, dan dorongan luas dari Lavrov adalah bahwa Rusia akan terus menyerang sampai Ukraina memenuhi tuntutan Moskow.
"Tetapi Ukraina tidak akan menyerah, meskipun siap untuk mencari solusi diplomatik yang seimbang dan melanjutkan pertemuan," ucap Kuleba dilansir dari BBC.
Sementara itu Lavrov mengatakan bahwa Moskow sedang menunggu tanggapan atas daftar tuntutannya dari Kyiv.
Baca Juga : Rusia: Pemimpin Kelompok Wagner Dipastikan Tewas dalam Kecelakaan Pesawat
Dan selama tuntutan itu tak dipenuhi, Lavrov mengatakan operasi militer akan terus direncanakan di Ukraina demi menjamin keamanan negaranya.
"Barat berperilaku berbahaya dengan memasok senjata ke Ukraina," kata Lavrov.
Diketahui tuntutan Rusia ke Ukraina adalah Ukraina harus membatalkan rencananya untuk bergabung dengan aliansi militer NATO, dan menjadi negara dengan status netral, Kyiv harus menerima yurisdiksi Moskow atas Krimea - semenanjung selatan Ukraina yang dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014 dan harus mengakui dua wilayah yang dikuasai pemberontak yang memproklamirkan diri Luhansk dan Donetsk sebagai wilayah independen.(*)