Jumat, 25 Februari 2022 18:01

2022, Kementerian Pertanian Akan Fasilitasi Pengembangan Kedelai 52 Ribu Hektare

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Menanam kedelai dinilai lebih menguntungkan dibandingkan padi dan jagung.
Menanam kedelai dinilai lebih menguntungkan dibandingkan padi dan jagung.

Dari 52 ribu hektare nantinya akan dijadikan benih pada luasan 30 ribu hektare dengan produktivitas benih 1 ton/hektare.

RAKYATKU.COM, GROBONGAN - Kementerian Pertanian (Kementan) pada 2022 ini akan memfasilitasi pengembangan kedelai seluas 52 ribu hektare yang tersebar di 16 daerah, salah satunya adalah Jawa Tengah. Langkah ini sebagai upaya pemenuhan kebutuhan kedelai.

"Dari 52 ribu hektare nantinya akan dijadikan benih pada luasan 30 ribu hektare (dengan produktivitas benih 1 ton/hektare) dan menghasilkan 30 ribu ton benih yang selanjutnya akan digunakan untuk areal tanam kedelai menggunakan anggaran non- APBN," kata Direktur Aneka Kacang dan Umbi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Yuris Tiyanto, Jumat (25/2/2022).

Kabupaten Grobogan yang selama ini dikenal sebagai sentra kedelai siap mendukung langkah itu. Bahkan, menurut Kepala Dinas Pertanian Grobogan, Sunanto, tahun ini pihaknya menargetkan akan mengembangkan kedelai seluas 25 ribu hektare.

Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone

"Sebaran lokasi pengembangannya ada di Kecamatan Gabus, Ngaringan, Kradenan, Wirosari, Pulokulon, Toroh, Geyer, Tawangharjo, Purwodadi, Kedungjati, Tanggungharjo, Tegowanu, Karangrayung, dan Penawangan," kata Sunanto.

Nantinya, Sunanto melanjutkan, hasil panen kedelai sebagian besar akan dijadikan benih, sisanya untuk keperluan konsumsi yang selama ini diserap oleh konsumen di DI Yogyakarta dan Jawa Barat khususnya Sumedang sebagai bahan olahan pangan.

"Selama ini, kita menyuplai benih kedelai bahkan sampai ke Sulsel, Kalimantan, dan NTB," ungkapnya.

Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel

Benih kedelai, lanjut Sunanto, yang dikirim hampir ke seluruh Indonesia itu memiliki beberapa keunggulan.

"Kedelai varietas Grobogan yang pasti bukan GMO atau nontransgenik. Potensi produksi tinggi, mencapai 3,2 ton per hektare. Bahkan di sini, pernah menghasilkan kedelai 3 ton per hektare," imbuhnya.

Oleh karena itu, Sunanto mengajak para petani untuk kembali menanam kedelai. Menurutnya, menanam kedelai sebenarnya lebih menguntungkan dibandingkan padi dan jagung.

Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

"Kalau dihitung harian, pendapatan petani kedelai adalah Rp152.941 per hari dengan input usaha tani per hektare hanya Rp5 juta, sedangkan padi per hari kurang lebih Rp143.500 dan jagung Rp118.182 per hari dengan input usaha tani masing-masing dirata-ratakan sebesar Rp15 juta per hektare," jelas Sunanto.

Oleh karena itu, usaha tani kedelai yang kompetitif didukung jaminan pasar dan harga, menurutnya, akan kembali menggairahkan para petani untuk kembali menanam kedelai. (*)

#Kementerian Pertanian #Syahrul Yasin Limpo