Selasa, 22 Februari 2022 20:45
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan bahwa sektor pangan masuk dalam program prioritas penanganan pemulihan ekonomi nasional yang kini mulai membaik setelah dalam beberapa tahun terakhir Indonesia terguncang krisis pandemi COVID-19. Terutama pasca terkonfirmasinya varian baru Omicron yang melanda seluruh dunia.

 

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengatakan bahwa sektor pertanian masuk kategori tiga, terdapat anggaran Rp178,32 triliun dari total Rp455,62 triliun pada program pemulihan ekonomi nasional. Anggaran sebesar itu nantinya diperuntukkan untuk program padat karya, pariwisata ekonomi kreatif, ketahanan pangan, ICT, kawasan industri, dukungan UMKM, PMN, dan insentif perpajakan.

Sementara, anggaran pos kedua diduduki program perlindungan masyarakat yang mencapai Rp154,76 triliun, dimana nantinya akan tersebar pada lanjutan bansos (PKH, sembako), kartu pra kerja, BLT Desa, jaminan kehilangan pekerjaan dan antisipasi perluasan perlindungan sosial.

Baca Juga : Kinerja APBN Juli 2023, Pendapatan dan Belanja Negara Tumbuh Positif

"Kelompok ketiga yaitu meliputi penanganan kesehatan seperti anggaran vaksinasi, perawatan pasien, insentif nakes dan insentif perpajakan yang mencapai Rp122,54 T. Angka ini sifatnya masih sementara karena APBN menjadi instrumen yang fleksibel dan pasti akan mengalami beberapa perubahan di setiap pos-pos nya," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Februari 2022, Selasa (22/2/2022).

 

Dari berbagai kegiatan yang telah dilewati selama tahun 2021, Sri Mulyani memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia kian membaik. Salah satunya dipengaruhi neraca perdagangan Indonesia yang terus mengalami surplus selama berturut-turut yang pada Januari lalu surplus sebesar USD0,93 miliar.

"Ekspor pada bulan Januari juga mencapai USD19,16 miliar atau meningkat sebesar 25,31persen (yoy) terutama di dorong oleh ekspor nonmigas seperti bahan bakar mineral, lemak hewan nabati, mesin dan perlengkapan elektrik," katanya.

Baca Juga : Kemenkeu: 2,37 Juta PNS Sudah Terima Gaji Ke-13

Namun demikian, Sri Mulyani mengingatkan agar Indonesia tetap dalam sikap waspada mengingat pandemi belum berakhir. Ke depan, akan muncul dinamika baru yang harus diwaspadai seperti geopolitik, sentimen global yang menyebabkan kenaikan suku bunga dan juga akan memengaruhi pola pasar keuangan.

"Ini adalah suatu tren yang harus kita waspadai meskipun bulan januari cerita pemulihan ekonomi kita sangat kuat," tutupnya. (*)