Selasa, 22 Februari 2022 12:57

Sudah Cuan di Luar Negeri, Pekerja Migran Indonesia Diminta Tetap Kuliah

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) DKI Jakarta, Paristiyanti Nurwardani.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) DKI Jakarta, Paristiyanti Nurwardani.

Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) DKI Jakarta, Paristiyanti Nurwardani, mengajak para Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk memanfaatkan fasilitas yang sudah disediakan oleh pemerintah berupa kuliah daring atau online.

RAKYATKU.COM - Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) DKI Jakarta, Paristiyanti Nurwardani, mengajak Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang sebelumnya disebut Tenaga Kerja Indonesia (TKI), untuk terus meningkatkan kompetensinya dengan cara tetap berkuliah. Walaupun, para pekerja migran ini telah memperoleh cuan atau penghasilan yang lebih dari cukup di luar negeri.

Hal ini diungkapkan Paristiyanti di hadapan ratusan PMI yang ada di Korea Selatan dalam Webinar Online Universitas Siber Asia, Sabtu (19/2/2022) dan Ahad (20/2/2022).

Dihadiri Wakil Kepala Perwakilan RI Seoul, Pimpinan Universitas Siber Asia, dan Komunitas SEVIMA, Paristiyanti mengajak PMI untuk memanfaatkan fasilitas yang sudah disediakan oleh pemerintah berupa kuliah daring atau online.

Baca Juga : Pemprov Sulsel Dorong Regulasi Baru Lindungi Pekerja Migran Indonesia

“Karena sekarang belajar bisa dilakukan di mana saja, kapan saja, siapa saja tanpa mengenal batas usia ataupun pekerjaan. Jadi saya mendorong PMI, walaupun sudah menjadi pahlawan devisa untuk negara kita, jangan lupa terus belajar untuk perbaikan nasib di masa yang akan datang dengan kompetensi yang luar biasa!” ungkap Paris, sapaan akrabnya.

Kuliah untuk Pelajari Kompetensi Masa Depan

Walaupun dilakukan di tengah kesibukan dan mau tak mau diikuti secara daring, Paris mengajak para PMI untuk tidak ragu dalam berkuliah. Dia mengungkapkan, pihaknya sudah mengawal kuliah daring sejak dua tahun lalu mulai diselenggarakan sampai dengan hari ini mengurus akreditasi.

Baca Juga : Hasnah Syam Bersama BP2MI Sosialiasi Perlindungan PMI ke Warga Barru

Kuliah daring juga disebutnya telah menjadi simbol kerja sama yang kuat antara Indonesia dan Korea Selatan. Karena pada 2020 lalu, peresmian pembelajaran jarak jauh (PJJ) di Universitas Siber Asia dilakukan oleh Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, dan pejabat tinggi dari Korea Selatan. Kampus ini juga dipimpin oleh Rektor Asing pertama di Indonesia, yaitu Jang Youn Cho PhD yang berkebangsaan Korea Selatan.

"Sehingga saya bisa memberi penjaminan mutu sebagai Kepala LLDIKTI Jakarta bahwa fasilitas dan pengajar kuliah online menguasai teknologi dan mengajak mahasiswanya untuk menguasai teknologi masa depan!" ucapnya.

Kompetensi masa depan, dijabarkan lebih lanjut oleh Paris, ada lebih dari 10 bidang. Beberapa di antaranya adalah menulis secara akademik, digital marketing, pengembangan produk, analisis data, kecerdasan buatan (artificial intelligent), cloud computing, working with people, dan penggunaan teknologi.

Baca Juga : Dideportasi dari Malaysia, 179 PMI Tiba di Parepare

Investasi dan lapangan pekerjaan di industri yang membutuhkan kompetensi masa depan juga kini tumbuh secara cepat. Berdasarkan statistik, Korea Selatan kini menjadi investor ketiga terbesar di Indonesia. Investasi yang ditanamkan mayoritas di bidang manufaktur dan digital.

Dapat dipastikan, tren pekerjaan yang bermitra dengan Korea Selatan kedepan juga akan beralih dari pekerjaan padat karya menjadi pekerjaan cerdas. Di sinilah pentingnya PMI untuk terus meningkatkan kompetensi agar mampu bertahan dan meningkatkan karir di tengah cepatnya perkembangan teknologi.

"Itu semua top 10 skills yang akan terjadi di tahun 2025 dan di masa yang akan datang. Skills ini bahkan 10 tahun lalu belum ada. Ayo upgrade kompetensi diri agar sukses terus kedepannya!" beber Paris.

Baca Juga : Bupati Muslimin Bando Lepas 122 CPMI Enrekang ke Jepang

Senada, Zelda Wulan Kartika selaku Wakil Kepala Perwakilan RI Seoul juga menggarisbawahi pentingnya PMI berkuliah. Saat ini, baru satu persen PMI di Korea Selatan yang menempuh pendidikan yang lebih tinggi minimal sarjana. Angka ini berarti, PMI yang berkuliah hanya 280 orang, dari 34 ribu Warga Negara Indonesia yang bekerja di Korea Selatan.

"KBRI Seoul secara aktif memfasilitasi dan selalu mendorong seluruh WNI yang berdomisili di Korea, khususnya para PMI untuk terus meningkatkan kompetensinya. Termasuk kuliah online sebagai langkah percepatan bagi para pekerja Indonesia untuk bisa kuliah!" kata Zelda. (*)

#Pekerja Migran Indonesia