Selasa, 08 Februari 2022 10:02
Kepala BNPT, Boy Rafli Amar.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM - Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) menyampaikan saat ini masih banyak warga negara Indonesia (WNI) yang terpengaruh paham radikalisme.

 

Berdasarkan data BNPT, ada 2.157 WNI berangkat ke Irak dan Suriah untuk menjadi pengikut paham radikalisme seperti Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Kepala BNPT, Boy Rafli Amar, mengatakan ada sekitar 20.000 WNI lainnya yang hampir berangkat, tetapi berhasil dicegah. "Bisa lebih dari 2.158 yang hari ini pernah berangkat ke Irak dan Suriah, dan bisa berangkat 10.000-20.000 lainya kalau tidak ditahan," kata Boy dikutip dari Kompas.com, Selasa (8/2/2022).

Baca Juga : Humas Mabes Polri Gelar FGD Kontra Radikalisme di Makassar

Jumlah itu adalah akumulasi keberangkatan sejak 2011 lalu hingga saat ini. Mereka yang berangkat terdiri atas laki-laki, perempuan, hingga anak-anak, dan berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.

 

Boy mengatakan, keberangkatan para WNI karena terpapar paham radikalisme lewat media sosial maupun secara langsung.

Menurut Boy, orang-orang yang sudah terpengaruh rela berangkat ke Irak dan Suriah dengan menjual rumah, harta benda, serta membawa anak dan istri.

Baca Juga : Perempuan Todongkan Pistol ke Paspampres, BNPT Sebut Simpatisan HTI

Boy mengatakan, sejumlah cara dilakukan untuk mencegah hal tersebut. BNPT mengajak berbagai pihak untuk memperkuat pilar Undang-Undang Dasar 1945, Ideologi Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

BNPT juga menggerakkan program untuk melawan narasi radikalisasi di media sosial.

Dalam program itu, Boy mengajak tokoh agama untuk menyampaikan pesan yang baik di media sosial.

Baca Juga : Blak-blakan Dideportasi Singapura, Ustaz Abdul Somad: Apakah karena Teroris? Apakah karena ISIS?

"Program pencegahan radikalisasi di antaranya kontra narasi, kita berharap bapak ibu, alim ulama, tokoh agama, untuk memahami dengan baik menggunakan media sosial. Paling tidak, nasihat-nasihat tausiyah bisa diberikan di media sosial itu yang sangat baik, sangat diharapkan," kata Boy. (*)

Sumber: Kompas.com