RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Sukses menyelesaikan penggabungan usaha pada 4 Januari 2022 lalu, Indosat Ooredoo Hutchison mengunjungi Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), sebagai bentuk komitmennya dalam menghubungkan dan memberdayakan masyarakat di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Indosat Ooredoo Hutchison kini memiliki skala, kekuatan finansial, dan keahlian yang lebih baik dalam mendukung realisasi smart city dan industri 4.0 di KTI memanfaatkan layanan komersial 5G yang telah hadir di Makassar.
Kolaborasi juga dilakukan dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) dalam meningkatkan variasi pembelajaran yang berbasis pada teknologi informasi untuk menciptakan talenta digital lokal, sekaligus mendukung terselenggaranya tridarma perguruan tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Baca Juga : Indosat Dukung Pengendalian Pencemaran Sampah Laut Melalui Aksi Bersih Pantai di Pulau Lae-lae
Manajemen Indosat Ooredoo Hutchison melakukan kunjungan pertamanya ke Makassar sebagai kota terbesar sekaligus pusat perdagangan, bisnis, dan industri di KTI.
Kunjungan ini merupakan bentuk komitmen perusahaan ke depannya dalam memberikan pengalaman digital kelas dunia serta menghubungkan dan memberdayakan masyarakat di KTI.
President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, secara langsung memimpin kunjungan tersebut, bersama jajaran direksi dan chief lainnya, di Kantor Regional Indosat Ooredoo Hutchison untuk wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua (Kalisumapa) di Makassar, Jumat (21/1/2022).
Baca Juga : Kinerja Solid dan Unggul Sepanjang 2023, PT Indosat Tbk Siap Perkuat Transformasi Menuju AI Native TechCo
"Tanggal 4 Januari yang lalu merupakan hari istimewa yang menandai telah selesainya penggabungan usaha Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia menjadi Indosat Ooredoo Hutchison," kata Vikram Sinha saat melakukan konferensi pers di Hotel The Rinra, Jalan Tanjung Bunga.
Melandainya COVID-19 telah mendorong pertumbuhan sektor-sektor strategis di Makassar, seperti industri pengolahan dan perdagangan, serta informasi dan telekomunikasi akibat adaptasi kebiasaan baru yang membutuhkan koneksi internet yang andal.
Berdasarkan data BPS, sektor perdagangan dan reparasi merupakan sektor unggulan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Makassar yakni 19,62 persen, disusul sektor konstruksi sebesar 18,67 persen, sektor industri sebesar 17,9%, serta sektor informasi dan komunikasi sebesar 10,06 persen.
Baca Juga : Indosat Ooredoo Hutchison Catat Lonjakan Trafik Data Sebesar 17% Sepanjang Perayaan Idulfitri
Makassar sebagai pusat perekonomian KTI, didukung oleh pertumbuhan sektor informasi dan komunikasi yang menjanjikan, mendorong fokus Indosat Ooredoo Hutchison untuk membangkitkan kembali sektor ekonomi strategis di kota tersebut, salah satunya melalui peluncuran layanan komersial 5G pada November tahun lalu.
Sejumlah use case canggih ditampilkan dalam peluncuran tersebut yang bermanfaat bagi sejumlah sektor produktif, seperti sektor pertanian, perdagangan, dan pariwisata, dalam upayanya mendorong ketahanan ekonomi masyarakat di Makassar dan KTI.
"Dengan penggabungan usaha yang telah selesai, Indosat Ooredoo Hutchison kini memiliki skala, kekuatan finansial, dan keahlian yang lebih baik dalam mendukung realisasi smart city dan industri 4.0 di Kawasan Indonesia Timur memanfaatkan layanan komersial 5G yang telah hadir di Makassar. Kami berkomitmen untuk terus berkontribusi mendorong kebangkitan sektor perdagangan dan industri di Kawasan Timur Indonesia," ucap Vikram.
Baca Juga : Semakin Dekat dengan Pelanggan, IM3 Buka Tambahan 17 Mini Gerai di Kalimantan dan Sulawesi
Pemanfaatan teknologi digital dalam dunia pendidikan juga diyakini akan memberikan manfaat maksimal dalam proses pembelajaran.
Atas dasar itu, maka Indosat Ooredoo Hutchison juga menginisiasi kerja sama dengan Universitas Hasanuddin dalam pengembangan Tridarma Perguruan Tinggi di Bidang Teknologi Informasi.
Setelah penggabungan usaha, Indosat Ooredoo Hutchison kini memiliki sekitar 15.000 BTS 4G di KTI yang memperkuat posisinya sebagai pemain telekomunikasi digital terdepan dalam mendukung agenda transformasi digital Pemerintah, sekaligus mendorong Indonesia menjadi kekuatan digital di kawasan Asia Tenggara. (*)