RAKYATKU.COM,PAREPARE -- Sejak Covid-19 ditetapkan menjadi pandemi, banyak pasangan suami istri yang berpikir dua kali saat ingin merencanakan kehamilan.
Namun, banyak juga kasus kehamilan yang tidak direncanakan terjadi. Sebab, pemerintah menganjurkan semua orang untuk sebisa mungkin tetap berada di rumah selama pandemi.
Hal ini membuat pasangan usia subur jadi enggan atau menunda ke dokter, jika tidak dalam kondisi gawat.
Baca Juga : Cek Kesehatan di RSUD Andi Makkasau, Ini Jadwal Poliklinik Rawat Jalan
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi RSUD Andi Makkasau, Risma Sulham menjelaskan ada beberapa pilihan metode kontrasepsi dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing, serta peruntukan yang berbeda-beda.
"Ada metode kontrasepsi yang sifatnya sementara dan ada pula yang bersifat permanen," terangnya, Sabtu (25/12/2021).
Risma menjelaskan, sebagai kontrasepsi oral untuk wanita, pil KB memiliki kandungan hormon progesteron dan kombinasi progesteron-estrogen. Efektivitas pil KB untuk mencegah kehamilan cukup baik.
Baca Juga : RSUD Andi Makkasau Terbaik Pertama Kategori RS Type B di Sulselbartramal
"Namun, jika kamu terlewat atau lupa meminumnya, kesuburan akan segera kembali. Jadi, jika ingin mencegah kehamilan dengan pil KB, pastikan meminumnya setiap hari. Pilihan kontrasepsi ini sangat tepat bagi pengantin baru yang ingin menunda kehamilan. Selain cepat mengembalikan kesuburan ketika ingin memulai program hamil, pengantin baru tak perlu terlalu lama menunggu karena jangka waktu pil KB hanya sehari dalam sekali minum," jelasnya.
Suntik KB, kata Risma, juga merupakan pilihan kontrasepsi yang efektif mencegah kehamilan.
Baca Juga : Pj Wali Kota Parepare Tinjau IGD RSUD Andi Makkasau, Pantau Kualitas Pelayanan
"Jenisnya ada dua, yaitu suntik KB 1 bulan dan 3 bulan. Artinya, ada suntik KB yang perlu dilakukan satu bulan sekali dan ada yang tiga bulan sekali," bebernya.
Pilihan lain, kata Risma, adalah implant yang memiliki ukuran sebesar batang korek api dengan dimasukkan ke bagian bawah kulit wanita pada lengan bagian atas.
"Dalam satu kali penggunaan, KB implant memiliki jangka waktu pencegahan kehamilan yang cukup lama, yaitu selama tiga tahun," katanya.
Risma menjelaskan, untuk spiral atau IUD digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam rahim, guna mengadang sel sperma yang mencoba menembus sel telur.
"Efektivitasnya juga bertahan cukup lama. Spiral berbahan tembaga dapat bertahan selama 10 tahun. Sedangkan spiral yang mengandung hormon dapat bertahan selama 5 tahun. Cocok untuk pasangan berusia 20-35 tahun yang ingin menunda kehamilan cocok menggunakan metode kontrasepsi ini. Mengingat jarak antar kehamilan yang cukup ideal, yaitu 3-5 tahun. Selain itu, penggunaan KB spiral juga tidak berdampak pada keluarnya ASI, sehingga tidak mengganggu jika hamil setelah melepas spiral," terangnya.
Risma juga mengungkap metode alat kontrasepsi yang bersifat permanen untuk wanita yang disebut tubektomi. Sementara untuk pria disebut vasektomi.
Baca Juga : RSUD Andi Makkasau Masuk 3 Besar Faskes Berkomitmen Pelayanan JKN Kesehatan
Tubektomi dilakukan dengan cara memotong atau menutup tuba falopi, agar sel telur tidak masuk ke dalam rahim dan menghalangi sperma masuk ke dalam tuba falopi.
Sementara vasektomi merupakan tindakan operasi yang dilakukan dengan menutup saluran vas deferens untuk menghentikan aliran sel sperma.
"Kedua alat kontrasepsi ini tidak akan memengaruhi gairah seksual, menopause, hingga kemampuan ereksi," bebernya.
Selain metode-metode tersebut, kata Risma, pasutri juga bisa memilih kontrasepsi alami dan minim efek samping, seperti menghitung masa subur dengan kalender, melakukan senggama terputus, atau menggunakan kondom saat berhubungan intim.
Baca Juga : RSUD Andi Makkasau Masuk 3 Besar Faskes Berkomitmen Pelayanan JKN Kesehatan
"Kontrasepsi sebenarnya sifatnya personal, sehingga perlu mempertimbangkan dengan menyesuaikan kondisi dan kebutuhan," tutupnya.