RAKYATKU.COM,MAKASSAR - Wakil Ketua DPD Demokrat Sulsel, Suwarno Sudirman, angkat bicara soal suara dari sejumlah DPC yang mengisyaratkan bakal menolak LPj Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ni'matullah.
Hal tersebut bisa dipahaminya dan merupakan hal yang wajar, jika DPC melakukan evaluasi terhadap kinerja DPD menjelang Musda Demokrat Sulsel pada Desember 2021.
Menurut dia, Demokrat sebagai partai politik yang menjunjung tinggi demokrasi tentunya menghargai suara dari kader maupun pengurus di tingkat DPC. Mereka berhak untuk menyuarakan pendapatnya, termasuk menilai kinerja kepengurusan DPD di bawah nakhoda Ulla.
Baca Juga : 16 DPC Demokrat Sulsel Minta DPP Bentuk Tim Pencari Fakta, Buntut Gugatan Hasil Musda
"Ya bisa dipahami dan wajar itu. Suara-suara yang disampaikan oleh pihak DPC itu menjadi kewenangan dan hak mereka untuk menilai kinerja DPD Demokrat Sulsel periode ini," ungkap Suwarno, Sabtu (18/12/2021).
Ia menyampaikan suara-suara dari DPC tidak mungkin diabaikan. Apalagi, jika suara penolakan LPj Ulla terus bertahan dan terkonsolidasi hingga pembahasan materi pertanggungjawaban pada musda DPD Demokrat Sulsel.
Hal itu tentunya akan menjadi bahan pertimbangan bagi DPP untuk menentukan Ketua DPD Demokrat Sulsel periode mendatang.
Baca Juga : Akademisi Singgung Etika dan Moralitas Politik di Musda Demokrat Sulsel
"Jika suara-suara penolakan itu bertahan dan terkonsolidasi, maka hal tersebut akan menjadi catatan penting hasil musda. Tentunya itu juga menjadi catatan penting pula bagi DPP dalam penentuan dan memutuskan siapa ketua DPD Partai Demokrat Sulsel periode tahun 2021-2026," ungkap Suwarno, yang merupakan mantan tim pemenangan Ulla pada Musda Demokrat Sulsel pada periode sebelumnya.
Sebelumnya, sejumlah ketua DPC Demokrat lingkup Sulsel menyuarakan terkait catatan minor yang ditorehkan Ulla selama memimpin partai berlambang mercy. Pihak DPC tidak menutup kemungkinan untuk menolak LPj Ulla pada musda mendatang. Semuanya demi kebangkitan dan kejayaan Demokrat di Sulsel menghadapi Pemilu 2024.
Ketua DPD Demokrat Sinjai, Muhammad Nasyit Umar, sebelumnya membeberkan sederet catatan negatif yang harus dipertanggungjawabkan Ulla selama menakhodai Demokrat Sulsel. Di antaranya yakni berkurangnya kursi di parlemen, baik tingkat provinsi maupun sejumlah kabupaten/kota.
Baca Juga : Duel Dengan IAS, Ulla: Musda Lalu 12 yang Tidak Pilih Saya
Di DPRD Sulsel terjadi pengurangan satu kursi. Lalu di Maros dari empat kursi tersisa satu kursi, Pangkep dari empat kursi tersisa satu kursi, dan Barru dari tiga kursi tersisa satu kursi.
"Belum lagi (Demokrat) juga kehilangan satu kursi DPR RI di Dapil II. Mengapa semua kemerosotan drastis ini bisa terjadi? DPP Demokrat seharusnya punya instrumen untuk menilai rapor kinerja Pak Ulla memimpin partai, yang sempat meraih posisi dua besar di Sulsel ini. Apalah arti klaim loyalitas yang diwarnai kinerja anjlok?" tuturnya.
Catatan lain yang tidak kalah penting, Nasyit menyoroti Ulla yang melakukan pembiaran para pemegang SK ketua DPC tanpa pelantikan. Dari 24 kabupaten/kota, hanya DPC Demokrat Makassar yang dilantik. Sedangkan, 23 DPC lain dibiarkan berjalan tanpa pelantikan sampai hari ini. Ulla mengabaikan janji untuk melantik para pengurus DPC masing-masing secara akbar.
Baca Juga : Kembali Menguat Pimpin Demokrat Sulsel, Ni'matullah Enggan Euforia Berlebihan
"Padahal, ketika muscab serentak DPC yang ditarik ke Makassar 2017 silam, Pak Ulla berjanji akan melaksanakan pesta dan pelantikan pengurus terpilih di daerah masing-masing secara akbar. Jika untuk alasan pelantikan pengurus DPC saja Pak Ulla tidak punya waktu untuk mengunjungi daerah, adakah alasan lain yang lebih bernilai dari itu?" tanya Nasyit. (rls)