RAKYATKU.COM -- Family of Crrative Community (FCC) kembali mempopulerkan baju rancangan desainer ternama, Hj Erna Rasyid Taufan.
Baju etnik Islami bermotif ciri khas Parepare dibalut limbah kerang-kerangan ini dipamerkan dalam fashion show.
Fashion show sebagai penanda kemeriahan malam puncak peringatan milad atau hari ulang tahun FCC ke-13 ini digelar di Hotel Claro, Kota Makassar, Minggu (5/12/2021).
Baca Juga : Berbagi Kebahagian, Erna Rasyid Taufan Ajak Anak Yatim - Dhuafa Belanja Baju Lebaran
Pada peringatan milad yang mengusung tema "Bermetamorfosis, Bersinergi, dan Berkolaborasi dalam Mengekspresikan Potensi" ini, baju rancangan pembina Komunitas Desainer Etnik Indonesia (KDEI) yang juga pembina FCC ini kian populer di kalangan anggota FCC dari berbagai latar belakang profesi.
Ketua FCC, Andi Oci Alepuddin mengungkapkan, rancangan baju milik Erna Rasyid Taufan unik, Islami, dan menyandingkan dengan kondisi kekinian.
"Rancangan ibu Erna Taufan itu unik, dan modelnya keren, kainnya juga nyaman, rancangannya kreatif dan mempunyai daya seni yang tinggi," ungkap Andi Oci, sapaan dia yang terpilih kembali sebagai ketua FCC periode 2021-2023.
Baca Juga : Makan Diberi Tetangga, Kisah Haru Nenek Sakit Stroke di Kota Parepare Hidup Sendiri
Meskipun Erna Rasyid Taufan tidak hadir dalam perayaan ulang tahun mereka, namun FCC punya cara kreatif menghadirkan para pembina mereka yang disebut sebagai sumber inspirasi para pengurus FCC.
Ucapan selamat ulang tahun serta pesan diputarkan dalam video dokumenter saat kegiatan berlangsung. Bukan satu atau dua kali, tapi sampai empat kali putar.
"Kepeduliaan Bu Erna sebagai ibu pembina FCC sungguh sangat terasa, walaupun tidak sempat hadir karena dalam masa karantina tapi masih tetap menyempatkan memberikan ucapan milad buat kami dan kami putar videonya dalam acara kami," imbuh Oci.
Baca Juga : Hadiri Rakorda PKK Sulsel, Erna Rasyid Taufan Harap Semangat Kader Tak Kendor
Selain rancangan Erna, FCC juga menampilkan rancangan baju desainer yang juga anggota FCC, seperti Arfiah Mahmud, dan Magdalena Makkulawu.