Rabu, 01 Desember 2021 13:10

Survei: Elektabilitas NasDem Masuk 3 Besar, Segmen Pemilih Muslim Bergeser

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

"Sebagai parpol nasionalis, NasDem memiliki keluwesan tinggi dan rentang spektrum ideologi yang sangat lebar untuk merangkul segmen pemilih Islam."

RAKYATKU.COM, JAKARTA - New Indonesia Research & Consulting merilis hasil survei elektabilitas partai politik (parpol) di tanah air. Ada perubahan pada posisi tiga besar.

Adalah NasDem yang menyodok ke tiga besar dengan elektabilitas mencapai 9,3 persen. Sementara, Golkar yang biasanya menduduki posisi tiga besar merosot, dengan elektabilitas hanya 4,9 persen. Posisi pertama dan kedua tetap diduduki PDIP dan Gerindra.

"NasDem masuk tiga besar elektabilitas partai politik, sementara Golkar merosot," kata Andreas Nuryono, Direktur Eksekutif New Indonesia Research & Consulting, dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (30/11/2021).

Menurut Andreas, melejitnya elektabilitas NasDem selaras dengan kedekatan parpol tersebut dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Basis pemilih Anies yang didominasi segmen pemilih muslim makin mengerucut pilihan politiknya kepada NasDem.

NasDem memang getol merekrut tokoh-tokoh dengan elektabilitas tinggi sebagai calon presiden (capres) yang belum memiliki kendaraan politik. Melalui konvensi capres yang direncanakan pada 2022, NasDem memberikan panggung kepada Anies dan tokoh-tokoh lain.

"Sebagai parpol nasionalis, NasDem memiliki keluwesan tinggi dan rentang spektrum ideologi yang sangat lebar untuk merangkul segmen pemilih Islam," jelas Andreas. Sebelumnya NasDem mendukung Jokowi dalam dua kali pemilu.

Baca Juga : Anggota DPRD Pinrang dari Fraksi Golkar Gabung Partai NasDem

Meskipun tetap unggul, elektabilitas PDIP kini hanya 16,4 persen. Sementara itu elektabilitas Gerindra 9,6 persen, tipis di atas NasDem, dan berpeluang tersalip oleh NasDem.

"Banyak pemilih Islam yang semula mendukung Gerindra bergeser ke NasDem," lanjut Andreas.

Setelah NasDem, ada PKB (7,7 persen), Demokrat (7,3 persen), PSI (5,4 persen), Golkar (4,9 persen), dan PKS (4,5 persen). “Anjloknya Golkar tidak bisa dilepaskan dari rendahnya elektabilitas Airlangga Hartarto sebagai ketua umum dalam bursa capres,” tandas Andreas.

Jika strategi NasDem mendukung Anies yang memiliki elektabilitas tinggi sukses pula mendongrak NasDem ke tiga besar, sebaliknya dengan Golkar. Sejauh ini elektabilitas Airlangga masih berada jauh di bawah, berdampak pula pada merosotnya elektabilitas Golkar.

Parpol-parpol berikutnya adalah PPP (2,2 persen), Ummat (1,5 persen), PAN (1,1 persen), dan Gelora (1,0 persen). Di papan bawah ada Perindo (0,8 persen), Hanura (0,6 persen), PBB (0,4 persen), PKPI (0,3 persen), Berkarya (0,2 persen), dan Garuda (0,1 persen).

Parpol baru Masyumi Reborn masih nihil dukungan. Bermunculannya parpol-parpol baru masih belum cukup signifikan meraih dukungan, di mana pilihan lainnya dikumpulkan sebesar 0,9 persen. Sisanya menyatakan tidak tahu/tidak menjawab sebanyak 22,7 persen.

Survei New Indonesia Research & Consulting dilakukan pada 11-20 November 2021 terhadap 1200 orang mewakili seluruh provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,89 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

#nasdem #New Indonesia Research & Consulting