Minggu, 21 November 2021 18:02

Perangi Stunting, Kader Posyandu di Barru Dilatih Cara Pencegahan

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Perangi Stunting, Kader Posyandu di Barru Dilatih Cara Pencegahan

Para kader posyandu dapat berperan sebagai ujung tombak pemerintah dalam mengedukasi masyarakat akan pentingnya pencegahan dan penanganan stunting.

RAKYATKU.COM, BARRU - Dinas PMDP2KBP3A Kabupaten Barru bekerjasama dengan TP PKK Barru menggelar pelatihan tata laksana penanganan stunting di Hotel Ibis, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, pada Sabtu (20/11/2021).

Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para kader posyandu sehingga mampu berperan aktif dalam mencegah dan menangani stunting. Stunting stunting adalah kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan umurnya.

Saat membuka pelatihan, Ketua TP PKK Barru, Hasnah Syam mengucapkan terima kasih kepada plt ketua TP PKK Sulsel yang memperjuangkan dana PKK sehingga pelatihan tata laksana penanganan stunting ini dapat terselenggara pada hari ini.

Baca Juga : Bupati Barru Tekankan Pentingnya Suara Anak dalam Pembangunan Daerah

“Pelatihan ini adalah salah satu upaya TP PKK membantu Pemerintah dalam menangani stunting. Dengan pelatihan ini, para kader penyuluh posyandu dan pengurus PKK Barru memperoleh pengetahuan, sehingga dapat berkontribusi positif dalam pencegahan dan penanganan stunting sedini mungkin," kata Hasnah Syam yang juga legislator Senayan di hadapan para peserta pelatihan.

Kemudian dalam kesempatan tersebut, mantan Kadis Kesehatan Kabupaten Barru ini mengharapkan koordinasi antara PKK dan IDAI Provinsi Sulsel dapat terjalin dengan baik, untuk bersama-sama menekan angka stunting di Sulsel.

“Para kader dapat berperan sebagai ujung tombak pemerintah dalam mengedukasi masyarakat akan pentingnya pencegahan dan penanganan stunting,” terangnya.

Baca Juga : Bupati Barru Ajak Petani Tingkatkan Produktivitas Melalui Tradisi Mappalili

Istri Bupati Barru Suardi Saleh ini menambahkan bahwa tidak kalah pentingnya adalah masalah asupan gizi yang seimbang bagi tumbuh kembang anak dengan memanfaatkan pekarangan rumah sebagai sumber makanan tambahan.

“Asupan gizi yang seimbang bagi tumbuh kembang anak dapat diupayakan dengan memanfaatkan pekarangn rumah yang ditanami sayur mayur dan tanaman obat," katanya.

Sebelumnya, dalam sambutan tertulis Bupati Barru, Ir H Suardi Saleh MSi, yang dibacakan oleh Asisten III Barru, Andi Syukur Makkawaru mengatakan bahwa permasalahan stunting telah menjadi agenda pembangunan nasional, dan Kabupaten Barru menjadi salah satu kabupaten yang juga terus berbenah dalam rangka menurunkan kejadian stunting.

Baca Juga : Bupati Barru Dorong Kegiatan Berburu Babi Di Desa Lompo Tengah Jadi Atraksi Wisata Tahunan

Stunting tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terhambat, namun juga berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang maksimal. Hal ini menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang dibawah rata-rata dan bisa berakibat pada prestasi sekolah yang buruk.

Menurut WHO, batasan prevalensi stunting suatu wilayah ditargetkan tidak lebih dari 20%.

Secara nasional prevalensi stunting menurun dari 37,2 persen menjadi 30,8%. Prevalensi di Sulawesi Selatan 9,08 persen pada data Agustus 2021, sedangkan di Kabupaten Barru pada akhir nopember ini telah berada pada angka 8,08%. Telah jauh dibawah target who dan juga telah dibawah capaian angka nasional maupun Provinsi Sulawesi Selatan.

Baca Juga : Dinas Pertanian Barru Bersama Petani: Mengatasi Tantangan El Nino dengan Varietas Pendek

Sesuai dengan strategi nasional dalam penangguangan stunting telah ditetapkan lima pilar pencegahan stunting, antara lain: Pertama, komitmen dan visi kepemimpinan,
Kedua, kampanye dan komunikasi perubahan perilaku, Ketiga, konvergensi, koordinasi dan konsolidasi antar sektor antar program.

Keempat, ketahanan pangan dan gizi. Kelima, pemantauan dan evaluasi
Dalam rangka pelaksanaan strategi tersebut.

“Maka pada hari ini kita mengadakan pelatihan pencegahan dan penanggulangan stunting untuk menciptakan generasi sehat, generasi cerdas, generasi produkif dan generasi berprestasi. Kunci pencegahan dan penanganan kasus stunting adalah di 1000 hari pertama kelahiran (1000 HPK), sehingga perhatian kepada ibu hamil dan balita dibawah dua tahun baik melalui intervensi gizi spesifik maupun melalui intervensi gizi sensitif perlu kita tingkatkan,” katanya.

Baca Juga : Hadiri Maulid Nabi, Bupati Barru Ungkap Tiga Kisah Rasulullah SAW

“Terkait hal ini, saya minta, intervensi tidak hanya dilakukan oleh sektor kesehatan tetapi oleh seluruh sektor lain dan terutama oleh TP PKK bersama seluruh kader yang ada diwilayah kabupaten Barru, karena TP PKK saya yakin memiliki kemapuan dan kekuatan untuk merubah gaya hidup masyarakat yang dimulai dari keluarga,” tandasnya.

Lebih lanjut dikatakan, pandemi Covid-19 yang telah berlangsung hampir dua tahun ini, telah dirasakan dampaknya terutama di bidang kesehatan termasuk di bidang gizi masyarakat. Dampak tersebut sangat berpotensi meningkatkan angka stunting dan berpotensi menghambat capaian target stunting.

Hal tersebut tercermin berdasarkan survei Balitbangkes Kemenkes Tahun 2020 bahwa 43,51% persen posyandu menghentikan kegiatannya selama pandemi, 37,23% mengalami penurunan kegiatan dan hanya sedikit posyandu yang melaksanakannya dengan normal sebagaimana sebelum pandemi. Penurunan aktivitas juga ini terjadi di Kabupaten Barru.

Baca Juga : Hadiri Maulid Nabi, Bupati Barru Ungkap Tiga Kisah Rasulullah SAW

“Untuk itu mari kita mengantisipasi pelayanan kesehatan di posyandu tetap berjalan normal, seluruh balita di pantau dan tetap dengan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat, supaya target zero stunting di Kabupaten Barru dapat kita wujudkan dalam waktu yang tidak lama lagi,” jelasnya.

Bupati meminta di tingkat desa/kelurahan, bidan desa dan petugas gizi puskesmas bersama-sama dengan kader di masing-masing desa/kelurahan untuk melakukan penelusuran, penemuan bayi dan balita yang berpotensi stunting dan harus ditangani bersama.

“Kepada para TP PKK di tingkat kabupaten dan kecamatan agar memfasilitasi dan mengkoordinir desa/kelurahan. Pastikan kegiatan penurunan dan pencegahan stunting di tingkat desa/Kelurahan teralokasi lewat ADD/ADK, melalui lima paket layanan pokok yaitu layanan kesehatan ibu dan anak (KIA), konseling gizi terpadu, perlindungan sosial, sanitasi dan air bersih serta layanan pendidikan anak usia dini," ujarnya.

Baca Juga : Hadiri Maulid Nabi, Bupati Barru Ungkap Tiga Kisah Rasulullah SAW

Pelaksana tugas Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Setia Budi SpA (k) dalam sambutannya mengatakan bahwa IDAI telah membentuk tim untuk mempercepat penanganan stunting di Sulsel. Dirinya juga mengharapkan agar pemerintah daerah senantiasa berkoordinasi dengan IDAI di tiap-tiap daerah.

“Kami sangat mengapresiai dilaksanakannya pelatihan ini, karena PKK dan kader dapat berperan sebagai ujung tombak dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang stunting," ungkapnya.

 

Penulis : Achmad Afandy
#Pemkab Barru