Selasa, 21 September 2021 21:08

Banyak Hoaks Beredar Terkait Ibadah Haji, Kemenag Sulsel: Budayakan Tabayun

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Khaeroni.
Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Khaeroni.

Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Khaeroni, mengatakan gonjang-ganjing seputar haji dan umrah yang sempat meresahkan masyarakat, salah satu sebabnya karena banyaknya informasi tidak valid.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Pasca pemerintah mengeluarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 660 Tahun 2021 tentang Pembatalan Keberangkatan Jemaah Haji Tahun 2021 pada 3 Juni 2021 lalu, banyak beredar informasi-informasi yang tidak benar alias hoaks terkait haji berkembang di masyarakat.

Hal itu diakui Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Khaeroni, pada kegiatan Jagong Masalah Umrah dan Haji (Jamarah) terkait kebijakan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah di Indonesia yang berlangsung di Hotel Mercure Makassar Nexa Pettarani, Makassar, Selasa (21/9/2021).

Kegiatan ini menghadirkan narasumber Anggota Komisi VIII DPR RI, Samsu Niang, dan Plt. Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag RI, Khoirizi Dasir.

Baca Juga : Debarkasi Makassar Tutup Operasional Layanan Jemaah Haji setelah Pemulangan Kloter 43

Menurut Khaeroni, kehadiran narasumber kredibel pada Jamarah ini adalah bentuk desiminasi atau proses penyebaran informasi dan inovasi valid. Utamanya program yang dikelola oleh Kemenag bersama stakeholder khususnya menyangkut masalah seputar kebijakan haji dan umrah.

"Kami sangat maklumi kekecewaan masyarakat dan khususnya umat Islam di Indonesia ketika kebijakan pembatalan atau penundaan pelaksanaan haji dikeluarkan pemerintah," kata Khaeroni.

"Meskipun itu merupakan rukun Islam yang sangat ditunggu-tunggu pelaksanaannya, tapi yakinlah, keputusan tersebut sudah melalui pertimbangan yang matang dan untuk kemaslahatan umat, serta melindungi jiwa warga negara kita dari wabah COVID-19 yang sudah mengglobal," sambungnya.

Baca Juga : Kloter 20 Tutup Gelombang I Pemulangan Jemaah Haji Debarkasi Makassar

Khaeroni mengatakan, dari peristiwa pembatalan haji yang dua tahun ini pulalah pihaknya bisa mengambil hikmah besar. Bahwa haji dan umrah itu bukan saja ibadah yang bersifat rekreatif spiritual semata, tetapi juga ada sisi edukatifnya.

Kata Khaeroni, gonjang-ganjing seputar haji dan umrah yang sempat meresahkan masyarakat, salah satu sebabnya karena banyaknya informasi tidak valid.

"Berita hoaks bahkan sudah menjurus kepada fitnah yang menyebar luas dengan bebasnya sehingga rentan membuat umat Islam dan warga bangsa kita tercerai-berai. Kalau sampai ini yang terjadi, maka esensi dari ibadah haji itu sudah tidak ada lagi," ucap Khaeroni.

Baca Juga : 392 Jemaah Haji Kloter Pertama Debarkasi Makassar Tiba di Tanah Air

Menurut Khaeroni, salah satu makna filosofis serta hikmah dari ibadah haji adalah bagaimana umat bisa bersatu dalam keberagaman. Jutaan jemaah haji di tanah suci berasal dari negara, suku, warna kulit, bahasa bahkan budaya yang berbeda beda dari seluruh dunia, tetapi bisa menyatu dalam satu kalimat tayibah.

"Ketika ini dimaknai lebih dalam, maka makna yang terkandung dalam ibadah haji akan mempersatukan bangsa ini," ucap Khaeroni.

Khaeroni juga menyampaikan bahwa tidak ada pemimpin yang menginginkan rakyatnya sengsara, sejahat apa pun pemimpinnya.

Baca Juga : Hari Amal Bakti Ke-77, Bupati Wajo Terima Penghargaan dari Kanwil Kemenag Sulsel

"Maka berbangsa dan beragamalah dengan penuh keceriaan, kegembiraan bukan dengan prasangka buruk penuh kemarahan yang berpotensi membawa perpecahan, hindari kabar hoaks dengan budayakan tabayun," tutur Khaeroni.

Penulis : Usman Pala
#kanwil kemenag sulsel #haji dan umrah