RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Ketua Koordinator Posko Satgas COVID-19 Sulawesi Selatan, dr. Arman Bausat, menyampaikan tempat tidur pasien COVID-19 di sejumlah rumah sakit milik Pemprov Sulsel kini mulai dikonversi kembali untuk pasien umum. Hal ini dilakukan seiring kian melandainya kasus COVID-19 di Sulsel.
Dokter Arman mengatakan, saat lonjakan kasus COVID-19 terjadi, Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, bergerak cepat memerintahkan rumah sakit Pemprov Sulsel segera mengonversi tempat tidurnya. Salah satunya di Rumah Sakit Dadi Makassar. Sebelum naiknya kasus, tempat tidur pasien umum berjumlah 230 unit.
Namun, saat kasus COVID-19 naik, tempat tidur tersebut langsung dialihfungsikan menjadi tempat tidur pasien COVID-19. Hal sama dilakukan rumah sakit Pemprov Sulsel lain, seperti RS Labuang Baji dan RS Haji.
Baca Juga : Pemerintah Provinsi Terus Berupaya untuk Menurunkan Stunting di Sulsel
"Di Rumah Sakit Haji yang tempat tidurnya 200 hampir dikonversi semua. Sekarang kasus harian yang kian menurun, otomatis tadi tempat tidur yang kita konversi untuk pasien COVID, dikonversi kembali menjadi tempat tidur pasien umum," ujar dr. Arman yang juga Dirut RS Dadi Makassar, Senin (20/9/2021).
Kendati demikian, pihaknya terus mengantisipasi kenaikan dengan menyiagakan tempat tidur. Menurut dr. Arman, sejauh ini angka Bed Occupancy Rate (BOR) Rumah Sakit Pemprov secara keseluruhan berada di kisaran 10--14 persen. Khusus di RS Dadi yang menjadi Satgas COVID-19, kini BOR-nya tersisa 2 persen saja.
"Pasien COVID di RS Dadi sudah tidak ada yang diisolasi, tapi di ICU ada dua pasien," tambahnya.
Baca Juga : Evaluator Kemendagri Sebut Kinerja Prof Zudan di Sulsel Sangat Baik
Dokter Arman menyebut, Plt Gubernur Sulsel terus mengontrol angka BOR rumah sakit meski saat ini kasus COVID-19 telah menurun. Bahkan hampir tiap hari pihaknya dimintai laporan terkait kondisi keterisian tempat tidur.
"Setiap hari Pak Gubernur itu kontrol BOR. Kita tiap hari melapor berapa BOR hari ini. Jadi kalau BOR sudah mulai melewati 70 persen, langsung Bapak perintahkan konversi segera," jelasnya.
Selain itu, Plt Gubernur juga memerintahkan tetap membuka Fasilitas Isolasi Terintegrasi (FIT) baik di BPSDM maupun Asrama Haji. Keduanya dipertahankan menjadi tempat isoter sebagai antisipasi akses masyarakat yang ingin isolasi.
Baca Juga : Enam Bulan Menjabat Gubernur Sulsel, Akademisi Unhas Puji Kepemimpinan Prof Zudan
Apalagi, tempat isoter yang sebelumnya dibuka oleh relawan maupun isolasi apung Pemkot Makassar mulai ditutup. Sementara keterisian FIT juga terus berkurang. Di BPSDM tercatat tinggal 7 pasien yang isolasi, sedangkan Asrama Haji masih di atas 20-an.
"Karena kalau hanya Asrama Haji Sudiang akan menyulitkan masyarakat yang berdomisili di tengah kota. Sudiang kejauhan kasian kalau orang dari Tamalate dan sekitarnya. Kalau Tamalanrea, Biringkanaya, kan, bisa ke Asrama Haji. Perintahnya Pak Gubernur tetap lanjutkan," bebernya.
Berdasarkan data posko Satgas COVID-19, BOR tempat tidur isolasi kini menurun 0,77 persen dibanding kemarin. Begitupun BOR ICU yang juga turun 1,11 persen. Tempat tidur isolasi secara total di 116 rumah sakit di Sulsel berjumlah 3.109 dan yang terpakai hanya 318.
Baca Juga : ASN Pemprov Sulsel Tanda Tangani Pakta Integritas Netralitas Jelang Pilkada Serentak
Sementara, tempat tidur ICU secara total yang tersedia 359 dan yang terpakai sisa 57. Total keseluruhan BOR saat ini mencapai 10,81 persen.