Kamis, 05 Agustus 2021 18:54

Kasus Kematian Pasien COVID-19 di Parepare Tertinggi Sulsel

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Direktur RSUD Andi Makkasau, Renny Angraeny Sari.
Direktur RSUD Andi Makkasau, Renny Angraeny Sari.

"Keengganan masyarakat yang memilih menjalani isolasi mandiri tanpa melaporkan diri dengan Satgas Penanganan COVID-19," kata Renny Angraeny Sari, Direktur RSUD Andi Makkasau.

RAKYATKU.COM, PAREPARE - Angka kematian pasien yang positif terpapar COVID-19 di Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengalami peningkatan.

Bahkan kasus kematian pasien tercatat menjadi yang tertinggi di Sulsel untuk periode Juli lalu dengan akumulasi pasien yang meninggal mencapai 95 orang.

Direktur RSUD Andi Makkasau, Renny Angraeny Sari, menjelaskan tingginya angka kematian pasien COVID-19 dipicu keengganan masyarakat berlaku jujur dan menolak memeriksakan diri pada fasilitas layanan kesehatan, baik di puskesmas maupun rumah sakit, meski telah menunjukkan gejala.

Baca Juga : Pj Wali Kota Parepare Akan Boyong Kadis dan Pengusaha Tinjau IKN

"Keengganan masyarakat yang memilih menjalani isolasi mandiri tanpa melaporkan diri dengan Satgas Penanganan COVID-19. Tak lepas dari berita bohong atau hoaks terkait masyarakat yang di- COVID-kan saat memeriksakan diri ke rumah sakit," kata Renny, Kamis (5/8/2021).

"Akibatnya masyarakat yang terpapar COVID-19 lebih memilih berdiam lama di rumah tanpa sepengetahuan petugas. Mereka baru memutuskan memeriksakan diri saat kondisinya memburuk," imbuhnya.

Renny menyebut, tak sedikit pasien COVID-19 yang masuk ke IGD khusus yang disiapkan RSUD Andi Makkasau, kondisinya telah memburuk sehingga menyulitkan petugas medis mengambil tindakan penyelamatan.

Rata-rata pasien, bahkan masuk dengan saturasi di bawah 70 persen. Sementara idealnya, saturasi orang yang normal berada di angka 99 persen bahkan 100 persen. Saturasi merupakan kadar oksigen dalam aliran darah.

Baca Juga : PAD Triwulan Pertama Pemkot Parepare Lampaui Target , RSUD Andi Makkasau Tertinggi

"Jangan takut ke rumah sakit untuk memeriksakan diri jika mengalami gejala. Karena saat ini tak ada gejala COVID-19 yang khas selain demam, meriang, sakit kepala, dan pegal-pegal. Hasil screening akan menentukan apakah pasien terpapar COVID atau tidak, termasuk apakah harus diopname atau tidak. Kami ada protokol terkait itu. Tak ada kami sengaja meng-COVID-kan pasien, jika memang hasil tesnya positif," ucap Renny.

Selain pasien usia lanjut yang memiliki riwayat penyakit bawaan atau komorbid, kata Renny lagi, ibu hamil saat ini pun sangat rentan terpapar pasien.

"Setidaknya ada dua pasien ibu hamil yang meninggal karena masuk ke rumah sakit dalam kondisi yang sudah memburuk," terangnya.

Baca Juga : Pj Wali Kota Parepare Lepas 300 Peserta Mudik Gratis ke Balikpapan

Pihaknya, tambah Renny, memastikan ketersediaan alat medis, termasuk tabung oksigen, obat-obatan dan tenaga medis untuk pelayanan pasien COVID-19, sangat memadai. Masyarakat diharapkan ikut bersama pemerintah hadapi pandemi dengan meningkatkan kesadaran memeriksakan diri saat mengalami gejala.

"Karena angka kesembuhan pasien COVID-19 di Parepare, masih jauh lebih tinggi dibanding angka kematian. Angka kesembuhan lebih dari 1.800 pasien, sementara angka kematian hingga kini berjumlah 95 orang," tutupnya.

Penulis : Hasrul Nawir
#Pemkot Parepare #RSUD Andi Makkasau Parepare #Corona Parepare